Berita Tulungagung

Tulungagung Geger, PNS Dinas Pertanian Luka Parah, Diserang Tetangga Pakai Sabit

Polisi dari Polsek Ngunut mengamankan Wgm (60) warga Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jumat (21/6/2024) malam.

Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Wgm (60) warga Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut diamankan polisi setelah membacok tetangganya. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNMDURA.COM, TULUNGAGUNG-Polisi dari Polsek Ngunut mengamankan Wgm (60) warga Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jumat (21/6/2024) malam.

Sebelumnya Wg secara brutal menyerang tetangganya, AZ (45) seorang PNS di Dinas Pertanian Tulungagung menggunakan sebilah sabit.

Akibatnya AZ mengalami luka parah di bagian perut sebelah kanan dan tangan kanannya.

Kejadian bermula saat AZ mengajak anaknya, AMZ (16) ke kolam ikan miliknya.

“Pak AZ itu sewa kolam di belakang rumahnya. Waktu itu dia niatnya ngajari anaknya untuk mematikan pompa air,” jelas Oki, salah satu rekan AZ.

AZ sempat jongkok untuk memberi petunjuk kepada AMZ.

Saat itulah tanpa disadari dari arah belakang datang Wgm langsung mengayunkan sebilah sabit.

Senjata tajam itu sempat mengenai tangan kanan AZ sebelum melukai perut bagian kanan.

“Setelah menyerang AZ, pelaku ini ganti menyerang anaknya. Tapi AMZ berani melawan,” sambung Oki.

AMZ berhasil menangkis serangan Wgm hingga membuat sabitnya terlepas.

AMZ bahkan berhasil menjegal Wgm dan menjatuhkannya, lalu mencekiknya.

Ia kemudian berteriak minta tolong kepada warga sekitar.

“AZ langsung dilarikan ke RSUD dr Iskak karena kondisinya parah. Hari ini dilaksanakan operasi,” ucap Oki, Sabtu (22/6/2024).

Warga berhasil meringkus Wgm dan menyerahkannya ke polisi.

Menurut Kapolsek Ngunut, Kompol Rudi Purwanto, Wg mempunyai riwayat gangguan kejiwaan.

Dia sering bermasalah dengan para tetangganya, terutama mempermasalahkan batas tanah.

“Yang bersangkutan telah kami amankan di Mapolsek Ngunut untuk proses hukum lebih lanjut,” jelas Rudi.

Informasi dari warga, Wgm pernah bekerja sebagai pekerja migran di luar negeri.

Namun Wgm dipulangkan karena mengalami gangguan kejiwaan.

Puncaknya saat pandemi Covid-19 istrinya meninggal dunia, sehingga kondisinya semakin memburuk.

Pihak Pemerintah Desa dan Puskesmas Ngunut juga merekomendasikan Wgm untuk dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, namun kurang mendapat respons dari keluarga.

Wgm hidup sendiri di rumahnya, sementara anak-anaknya memilih hidup terpisah.

Selama ini ia sering ribut dengan para tetangga, dengan tudingan menggeser batas tanah.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved