Berita Viral
Bencana di Pesta Ulang Tahun, Ledakan Kembang Api Sebabkan Kebakaran di Dalam Gedung
Kebahagiaan merayakan pesta ulang tahun mendadak berubah menjadi duka. Hal itu terjadi setelah kembang api dinyalakan.
TRIBUNMADURA.COM - Kebahagiaan merayakan pesta ulang tahun mendadak berubah menjadi bencana.
Itu terjadi setelah kembang api dinyalakan.
Percikan api yang muncul malah membuat keadaan tak kondusif.
Alhasil kebakaran tak bisa terhindarkan.
Tragedi mengerikan ini terjadi di negeri jiran Malayisa.
Seseorang menyewa sebuah gedung untuk menggelar acara ulang tahunnya.
Namun nahasnya pesta meriah tersebut berebah menjadi bencana karena petasan yang dinyalakan.
Dikutip dari mStar, Rabu (6/11/2024), seorang pria berusia 24 tahun ditangkap untuk membantu penyelidikan kebakaran yang terjadi di pesta ulang tahun di aula terbuka di Teluk Intan, Minggu lalu.
Kapolsek Hilir Perak, Asisten Komisaris Ahmad Adnan Basri mengatakan, tersangka yang merupakan sopir truk ditangkap di kediamannya di Teluk Intan pada Senin pukul 15.00 waktu setempat.
Peristiwa itu terjadi saat pesta ulang tahun yang melibatkan sekitar 500 tamu.
Pihak penyelenggara tidak memiliki izin sah penggunaan kembang api dan petasan, ujarnya dalam keterangannya, Senin malam.
Ahmad Adnan mengatakan, dari hasil penyelidikan, kemungkinan besar kebakaran tersebut disebabkan oleh kembang api yang ditembakkan ke arah atap aula.
Terkait hal itu, kata dia, perkara tersebut didalami sesuai dengan Pasal 436 KUHP yaitu pengkhianatan dengan api.
Dan Pasal 8 Undang-Undang Bahan Peledak tahun 1957 karena memiliki dan memainkan petasan atau kembang api tanpa izin.
Dia menambahkan, tersangka akan dibawa ke Pengadilan Negeri Teluk Intan pada Selasa pagi untuk mendapatkan surat perintah penahanan guna membantu penyidikan.
“Masyarakat diingatkan bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran hukum yang dapat menimbulkan risiko keamanan,” ujarnya.
Pilu di hari ulang tahun juga pernah terjadi di Eropa.
Seorang anak habisi orang tua dan adik di hari ulang tahun ayah nya, dengarkan lagu The Beatles sebelum eksekusi
Betapa mengerikannya kasus pembunuhan satu keluarga yang dilakukan seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ini.
Kasus ini terjadi pada sebuah keluarga kecil yang hidup sederhana di Milan, Italia.
Mengerikannya lagi, si anak tega menghabisi nyawa kedua orang tuanya dan adiknya di hari ulang tahun ayahnya yang ke-51.
Lalu terkuak fakta bahwa si pelaku sempat mendengarkan lagu The Beatles sebelum melakukan pembunuhan.
Dilansir dari UniLad pada Rabu, (4/9/2024), kasus miris ini terjadi pada 1 September 2024 lalu, di mana Ayah (51), ibu (48) dan adik laki-lakinya tewas di tangan sang kakak.
Dalam beberapa laporan, jaksa merunut detik-detik pembunuhan yang terjadi.
Kakak itu pertama-tama masuk ke dalam kamar adik, lalu menikamnya saat tertidur.
Lalu sang ibu mendengar kegaduhan dan Ibunya bergegas menuju ke kamar adik yang baru berusia 12 tahun.
Setelah melihat ibunya datang, kakak itu langsung mengarahkan pisau sepanjang 20 cm itu padanya.
Ayah pun mendengar derap kencang dan kegaduhan yang terjadi.
Bahkan dikabarkan sang ayah tak tahu bahwa putranya lah yang menghabisi nyawa adik dan ibunya.
Di saat itu, sang ayah melihat ke arah kakak dan berteriak agar meminta bantuan atau menelepon polisi.
Namun, sang ayah yang tak tahu menahu itu justru ditusuk oleh si kakak.
Remaja berusia 17 tahun itu disebut mengakui kejadiannya ke polisi secara langsung:
"Saya menusuk ayah, saat ia berteriak agar meminta bantuan ke orang lain."
"Saya pikir satu tusukan saja sudah cukup, lalu saya menyadari ternyata tidak seperti itu."
Remaja itu menikam leher ayahnya beberapa kali, diduga karena ia tidak ingin keluarganya 'menderita'.
Laporan lain juga menyebut bahwa si kakak langsung menelepon polisi setelah kejadian.
Ia memberi tahu kepada polis apa yang telah ia lakuka, salah satu laporan menyebut ia mengakui kejahatannya:
Saya membunuh ayah saya, ayo (datang)."
Polisi yang melesat menuju TKP, melihat si kakak sedang duduk di dinding luar dengan berlumuran darah keluarganya.
Surat kabar Italia Corriere Della Sera melaporkan bahwa total ada 68 luka tusuk, sebagian besar di sekitar leher para korban.
Sebelum melakukan pembunuhan, remaja itu menceritakan bagaimana ia berulang kali mendengarkan lagu The Beatles 'The Long and Winding Road'.
Ia diduga mengaku merasa seperti orang yang tertindah dan dibuang oleh keluarganya.
Dalam pernyataannya ia mengaku:
"Tidak ada alasan yang benar mengapa saya membunuh mereka. Saya merasa seperti orang asing dalam keluarga saya. Tertindas."
"Saya pikir dengan membunuh mereka semua saya akan terbebas dari ketidaknyamanan ini."
Meski begitu, bocah 17 tahun ini sebenarnya menyadari apa yang ia lakukan adalah kejahatan yang tak terampuni.
"Saya menyadarinya semenit kemudian (setelah menghabisi keluarga). Saya mengerti bahwa bukan dengan membunuh mereka saya akan terbebas."
Tak ayal masyarakat di Italia pun menyorot tajam kasus pembunuhan tersebut.
Salah satu sosiolog Massimo Crepet menjelaskan pernyataannya di surat kabar Italia Il Messaggero.
Ia menyebut bahwa keluarga itu sudah 'hancur', seperti potret keluarga kecil yang semakin hilang di Italia.
"Pada Sabtu malam (malam minggu) separuh Italia tidak tahu di mana anak-anak mereka."
Menurut The Times, jaksa penuntut anak Milan Sabrina Ditaranto mengatakan ia tidak bisa mengetahui apa motif sebenarnya yang dimiliki oleh pelaku.
"Anak laki-laki itu mengerti bahwa ia telah melakukan sesuatu yang tidak dapat diubah."
"Ia mengungkapkan ketidaknyamanannya sendiri, bak tidak ada kaitan dengan keluarga."
"Dari sudut pandang hukum, anak itu tidak memiliki motif yang sah secara teknis."
"Dari sudut pandang sosiologis dan psikologis, penyelidikannya masih jelas terbuka."
"Dia tidak memberikan penjelasan yang logis dan koheren tentang apa yang terjadi.''
Ayah dari salah satu teman sekelas remaja 17 tahun itu memberikan kesaksiannya bahwa keluarga tersebut terlihat normal:
"Mereka adalah keluarga yang fantastis dan bahagia. Tidak mungkin ini terjadi, saya tidak tahu apa sebenarnya terjadi."
"Dia bersekolah dengan putri saya, SD dan SMP, kami berlibur bersama, saya bertemu ayahnya sebulan yang lalu untuk terakhir kalinya."
"Kami menghabiskan hari-hari yang menyenangkan bersama di masa lalu."
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com
Ikuti berita seputar Viral
Mahasiswa Dianiaya TNI Bentangkan Bendera One Piece, Protes Vonis Pelaku Tembak Mati Siswa |
![]() |
---|
Kata Terakhir Prada Lucky Sebelum Meninggal dengan Luka Lebam dan Sayatan, Ngaku Senior Terlibat |
![]() |
---|
Niat Berburu Balik ‘Diburu’, Nasib Miliarder Tewas Kena Seruduk Kerbau yang Jadi Targetnya |
![]() |
---|
Bripka Rian Tak Gengsi Kerja Sampingan Badut Sepulang Dinas, Sampai Ikhlas Gratiskan Panti Asuhan |
![]() |
---|
Nasib Husnul Sebut Tom Lembong Bikin Rugi Negara Rp570 M, Kini Dilaporkan Gegara Tak Profesional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.