Berita Terkini Bangkalan
Dosen UTM Jadi Atase Pendidikan KBRI di Moscow, Motivasi Mahasiswa: Ada Paspor, Nilai A Tanpa Ujian
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) secara perlahan semakin mengepakkan sayap, menjelma sebagai salah satu jendela informasi Indonesia
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) secara perlahan semakin mengepakkan sayap, menjelma sebagai salah satu jendela informasi Indonesia bagi mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara di Asia dan Eropa.
UTM menjadi representatif Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) melalui salah seorang dosennya, Prof Khoirul Rosyadi, SS, MSi, PhD sebagai Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow.
Prof Rosyadi bertolak ke Rusia pada Februari 2025 mendatang.
Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya (FISIB) itu menjadi dosen tetap UTM pertama yang terpilih untuk ditugaskan sebagai Atase Pendidikan.
Selain Prof Rosyadi, pemerintah juga mengirim tiga dosen lainnya, masing-masing dari Institut Teknologi Bandung untuk Atase Pendidikan KBRI London, Universitas Palangkaraya selaku Atase Pendidikan KBRI Filipina, serta seorang dosen dari Universitas Negeri Jakarta untuk Atase Pendidikan KBRI Australia.
“Tugas dosen itu kan bukan hanya transfer knowledge (ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai motivator. Salah satu motivasi saya kepada para mahasiswa adalah mereka mau dan bermimpi untuk kuliah di luar negeri,” ungkap Prof Rosyadi usai gelaran Coffee Morning dan Tasyakuran Penugasan dirinya di Lantai I Lobi Graha Utama Rektorat Terpadu UTM, Kamis (19/12/2024).
Dalam kesempatan tersebut juga menjadi momen tasyakuran bagi Dosen Fakultas Hukum UTM, untuk Dr Rhido Jusmadi yang juga bertugas sebagai Komisioner Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) RI. Sebuah Lembaga Negara non Kementerian dengan pejabat setingkat menteri.
Prof Rosyadi menjelaskan, dirinya selalu berpesan kepada mahasiswa FISIB UTM apabila berhasil membuat paspor di mata kuliahnya, maka mahasiswa tersebut wajib mendapatkan nilai A tanpa harus mengikuti ujian.
Baik itu Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS).
Hal itu dilakukan profesor kelahiran Gresik di tahun 1974 itu sebagai upaya memberikan lecutan motivasi dengan harapan, para mahasiswanya bisa tampil berani bermimpi untuk menempuh kuliah di luar negeri.
Sebagaimana gelar doktor Sosiologi RUDN Moscow, Rusia yang ia peroleh di tahun 2012.
“Seperti itu yang bisa saya lakukan, sudah berjalan lama ketika saya kembali dari Rusia. Dan ada beberapa yang berhasil ke Singapura, Malaysia."
"Setelah pulang, dia cerita apa yang dilakukan di sana, sudah dapat nilai A dari saya,” tegas Prof Rosyadi.
Sebelum menyelesaikan program doktoral di Rusia, pria yang berdomisili di Jalan Jojoran Surabaya itu meraih gelar Magister Sosiologi FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) di tahun 2001.
Di UGM pula, Prof Rosyadi menyelesaikan program studi Sarjana Filsafat di tahun 1998.
“Sebagai Atase Pendidikan KBRI di Rusia, salah satu tugas saya adalah mempromosikan pendidikan Indonesia dan sebaliknya."
"Termasuk melindungi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Rusia, selama tiga tahun 3 masa tugas saya,” pungkas pria yang saat ini juga menjabat sebagai Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Jawa Timur periode 2022-2025.
Seperti diketahui, UTM menjadi salah satu dari sekitar 96 Perguruan Tinggi (PT) Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia dengan predikat PT terakreditasi unggul.
Seiring diterbitkannya Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bernomor 1819/SK/BAN-PT/AK/PT/IX/2024 tertanggal 24 September 2024.
Eksistensi UTM pun semakin melambung hingga ke berbagai negara Asia dan Eropa setelah sebanyak tujuh program studi kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura itu mendapatkan akreditasi internasional melalui Tim Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).
Tujuh prodi terakreditasi Unggul Internasional itu terdiri dari Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum, Prodi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Pembangunan, Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, dan Agribisnis
Rektor UTM, Prof Dr Safi’. SH MH mengungkapkan, kesempatan Prof Rosyadi sebagai Atase Pendidikan KBRI di Rusia serta penugasan Dr Rhido Jusnadi selaku Komisioner KPPU RI merupakan wujud dari Program Kerja (PK) Rektor dengan Menteri Dikti Saintek RI.
“Jadi memang kesempatan Prof Rosyadi sebagai Atase Pendidikan KBRI di Moskow serta penugasan Pak Rhido sebagai Komisioner KPPU merupakan yang pertama bagi UTM. Kami sangat bersyukur atas kesempatan ini,” ungkap Prof Safi’.
Kesempatan yang diperoleh Prof Rosyadi dan Dr Rhido, lanjutnya, tak lepas dari capaian kinerja UTM berdasarkan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU). Meliputi lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus.
“Selain itu, ada praktisi mengajar di dalam kampus, hasil kerja dosen diimplementasikan masyarakat, prodi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, terciptanya kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta prodi berstandar nasional,” pungkasnya.
Ikuti berita seputar Bangkalan
Layani Ribuan Pemohon SKCK PPPK, Polres Bangkalan Sediakan Snack dan Kopi Gratis |
![]() |
---|
Satlantas Bangkalan Gencarkan Patroli, Cegah Pelanggaran di Suramadu |
![]() |
---|
Pengedar Sabu di Bangkalan Simpan Senpi Revolver dan 4 Amunisi Kaliber 22, Polisi Tunggu Labfor |
![]() |
---|
Hasil Operasi Tumpas Semeru: Polisi Bangkalan Ungkap 16 Kasus Narkoba, Sita Sabu dan Senpi |
![]() |
---|
Kurir JNT Kehilangan Motor di Parkiran, Pelaku Beraksi Hanya 15 Detik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.