Waisak 2025
Makna Pembersihan Patung Buddha Tidur, Tradisi di Maha Vihara Majapahit Mojokerto Jelang Waisak
Jelang Waisak 2025, umat Buddha Mojokerto bersihkan Patung Buddha Tidur di Maha Vihara Majapahit dengan semangat kebersamaan dan toleransi.
Penulis: Afrilia Mustika Damayanti | Editor: Titis Suud
TRIBUNMADURA.COM - Menjelang perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE/2025, suasana penuh ketenangan dan kekhidmatan mulai terasa di Maha Vihara Majapahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Sejumlah umat Buddha di Mojokerto berkumpul untuk melaksanakan tradisi pembersihan patung Buddha Tidur pada Rabu (7/5/2025).
Pembersihan patung ini bukan sekadar aktivitas rutin biasa. Lebih dari itu, prosesi ini sarat dengan makna spiritual.
Selain sebagai wujud penghormatan kepada perwujudan Buddha, kegiatan ini dimaknai sebagai simbol penyucian jiwa dan batin manusia agar lebih bersih dan bening menjelang hari suci umat Buddha.
Patung yang dikenal dengan nama Rupang Buddha Mahaparinibanna (dalam bahasa Pali) atau Mahaparinirwana (dalam bahasa Sansekerta) ini bukan hanya ikon Maha Vihara Majapahit, tetapi juga menjadi salah satu patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia.
Baca juga: Korsleting Listrik, Rumah di Mojokerto Ludes Terbakar
Dengan dimensi megah, yakni tinggi yang mencapai 4,5 meter, panjang 22 meter, dan lebar 6 meter, rupang berwarna keemasan ini menjadi pusat perhatian umat maupun wisatawan yang berkunjung ke situs bersejarah peninggalan Majapahit tersebut.
Dalam proses pembersihan, rupang Buddha dimandikan menggunakan air yang dicampur bahan khusus, sementara permukaannya digosok secara teliti hingga tampak berkilau.
Upasaka Pandhita Dhammapalo Maha Vihara Majapahit, Saryono, menjelaskan bahwa kegiatan pembersihan patung Buddha Tidur merupakan agenda tahunan yang selalu dilakukan dalam rangkaian persiapan menjelang Waisak.
"Kegiatan ini adalah pembersihan rupang Mahaparinibanna atau Buddha Tidur, sebagai persiapan Waisak yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2025, pukul 19.00 WIB sampai selesai," kata Saryono, dikutip dari TribunJatim.com.
Baca juga: Kecelakaan Lamborghini Tabrak Ignis di Tol Jombang-Mojokerto Selesai secara Kekeluargaan
Prosesi pembersihan dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya melibatkan umat Buddha saja, namun juga diikuti oleh warga non-Buddhis yang tinggal di sekitar area vihara.
Hal ini menunjukkan kuatnya nilai toleransi dan kebersamaan yang terjalin di masyarakat setempat.
Saryono menegaskan bahwa dalam prosesi pembersihan rupang ini tidak ada ritual khusus yang dilakukan. Yang terpenting, kata dia, adalah ketulusan niat dari dalam hati.
"Pembersihan rupang Buddha Tidur terpenting dari hati kita, kita niat untuk membersihkan dan semoga batin kita juga bersih," ungkap Saryono.
Saryono menuturkan bahwa kegiatan membersihkan rupang Buddha Tidur merupakan salah satu wujud penghormatan umat terhadap Sang Buddha.
Waisak
Mojokerto
Kecamatan Trowulan
Patung Buddha Tidur
Maha Vihara Majapahit
pembersihan patung Buddha Tidur
Tribun Madura
TribunMadura.com
Kesimpulan Polisi Soal Kematian Diplomat Arya Daru ‘Terlalu Dini’, Pakar Sebut Masih Janggal |
![]() |
---|
Fakta Gadis 18 Tahun Kesurupan lalu Bunuh Ibu Kandung saat Salat, Ternyata Baru Keluar dari RSJ |
![]() |
---|
Pantas Dhofin Lolos Akmil 2025 Bikin Ibnu Jamil Nangis Bangga, Prestasi Segudang, Dulu Atlet Timnas |
![]() |
---|
Soal Bendera One Piece, Sikap GP Ansor Beda dengan Pemerintah: Silakan Pasang, Silakan Berekspresi |
![]() |
---|
Nasib Penumpang Lion Air Emosi Delay Sampai Bercanda Bom, Diturunkan dan Bisa Kena Pidana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.