Berita Terkini Ngawi

Kakek di Ngawi Minta Bantuan Damkar Lepaskan Cincin Paralon dari Alat Vitalnya

Petugas Damkar Kabupaten Ngawi dibuat geleng geleng, atas ulah dari seorang kakek asal Kecamatan Jogorogo, Selasa pagi (13/5/2025).

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
EVAKUASI - Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025).  Pelapor melakukan hal itu untuk mengantisipasi, supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual, agar kemaluannya tidak bereaksi.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNMADURA.COM, NGAWI - Petugas Damkar Kabupaten Ngawi dibuat geleng geleng, atas ulah dari seorang kakek asal Kecamatan Jogorogo, Selasa pagi (13/5/2025).

Diketahui, kakek bernama Suroso (65) datang melapor ke Kantor Damkar Kabupaten Ngawi, lantaran organ vitalnya mengeluh kesakitan.

Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi, Purwanto mengungkapkan, pelapor merasakan sakit berawal dari inisiatifnya, yang sengaja memasang paralon pada bagian kemaluannya.

Menurutnya, pelapor melakukan hal itu untuk mengantisipasi, supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual, agar kemaluannya tidak bereaksi. 

“Beliaunya itu memasang paralon di alat kemaluannya sejak dua hari lalu, dan dia merasakan sakit yang luar biasa karena tidak bisa buang air kecil, akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk datang kepada kami,” ujar Purwanto.

Dirinya menambahkan, proses penanganan membutuhkan waktu hampir sejam, mulai dari jam 04.30 WIB sampai 05.30 WIB.

Dengan melibatkan petugas medis, pelapor dibawa ke Rumah Sakit Widodo untuk proses lebih lanjut.

“Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan aduan masyarakat, kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.

“Syukur alhamdulillah bisa dievakuasi, Damkar dan didampingi tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk pelepasan paralon yang menyangkut di kemaluannya,” sambung Purwanto.

Proses evakuasi pelepasan cincin berlangsung dengan hati-hati dan lancar.

Pelapor juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan, yang membahayakan dirinya.

Setelah itu, pelapor berkenan untuk beristirahat lalu kemudian dijemput oleh pihak keluarganya.

“Kami imbau kepada masyarakat, kalau memang memiliki hasrat ataupun keinginan yang meluap-luap dan tidak bisa dikendalikan, bisa dengan cara istighfar, berdoa,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved