Berita Viral

Nasib SMA Swasta Jabar Kekurangan Siswa Gegara Kebijakan KDM, Kepsek Menjerit: Kami Kebagian Apa?

SMA swasta di Jawa Barat kini kesulitan mendapat murid baru gegara kebijakan Dedi Mulyadi soal rombongan belajar.

Editor: Mardianita Olga
Dok. Tribun Jabar
KEBIJAKAN DEDI MULYADI - SMA swasta di Jawa Barat keberatan dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat soal penambahan rombongan belajar (rombel) sekolah negeri. Kini, satu kelas sekolah negeri bisa diisi 50 siswa. 

"Akhirnya, sekolah kami tidak terlihat sama sekali. Di tahap pertama ini, hanya tujuh siswa yang daftar. Mungkin ini dampak langsung dari kebijakan saat ini," katanya dengan nada kecewa.

Meskipun demikian, pihak sekolah masih berharap akan ada tambahan pendaftar pada SPMB tahap kedua. Diharapkan masih ada siswa "sisa-sisa" yang belum menentukan sekolah tujuan.

"Mudah-mudahan masih ada siswa yang belum terlihat, yang nanti bisa datang ke sekolah kami. Kami tidak menargetkan jumlah besar, hanya 45 siswa. Tapi untuk mencapai angka itu pun terasa berat," ucap Asep.

Asep menyebut, sulitnya merekrut siswa juga diperparah dengan terus bertambahnya rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri. 

Ia menyayangkan tidak adanya kebijakan pemerataan yang adil terutama bagi sekolah-sekolah swasta yang masih bertahan di tengah persaingan berat.

"Saya sedikit uring-uringan. Siswa SLTP di wilayah Cijulang, Cimerak, dan Parigi itu bisa dihitung. Kalau semua masuk negeri, kami kebagian apa? Kami harus berpikir keras bagaimana bertahan dan mencari siswa," ujarnya.

Tak hanya SMK Pasundan Cijulang, SMA Guna Dharma Kota Bandung juga masih kekurangan siswa pada SPMB 2025.

Baca juga: Warga Lemas, Tanah Turun-temurun Diklaim Milik Pemerintah, Tetiba Muncul Sertifikat Atas Nama Pemkot

Kepala SMK Pasundan Cijulang, Asep Deni, yang keberatan dengan kebijakan baru Dedi Mulyadi mengenai tambahan rombongan belajar sekolah negeri di tahun ajara baru ini.
Kepala SMK Pasundan Cijulang, Asep Deni, yang keberatan dengan kebijakan baru Dedi Mulyadi mengenai tambahan rombongan belajar sekolah negeri di tahun ajara baru ini. (Tribun Jabar/Padna)

Kepala SMA Guna Dharma, Ade D Hendriana, mengatakan, di sekolahnya baru ada 15 siswa yang mendaftar sejak SPMB dibuka.

Padahal, menurut dia, SMA Guna Dharma membuka pendaftaran SPMB lebih awal dibanding sekolah negeri. Namun, nyatanya, sejauh ini masih kekurangan siswa baru.

"Tidak sedikit juga calon murid baru yang mencabut berkasnya setelah mendaftar di SMA Guna Dharma," kata Ade saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Rabu (2/7/2025).

Ia mengatakan, SMA Guna Dharma menyediakan kuota SPMB sebanyak 108 siswa baru yang akan dibagi menjadi tiga rombongan belajar (rombel).

Pihaknya mengakui, sebelumnya terdapat 25 calon murid baru yang mendaftar ke SMA swasta yang berada di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, tersebut.

Namun, sejumlah calon murid baru mencabut berkas pendaftarannya karena hendak berikhtiar untuk mengikuti SPMB tahap dua di sekolah negeri.

"Awalnya, kami menerima pendaftaran 28 siswa baru, kemudian ada tiga orang yang cabut berkas untuk mengikuti SPMB tahap dua, sehingga tersisa 25 orang," ujar Ade D Hendriana.

Ade menyampaikan, dari 25 calon murid baru itu pun 10 orang di antaranya turut mencabut berkas, sehingga kini SMA Guna Dharma hanya memiliki 15 calon siswa baru.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved