Berita Terkini Jember

Nasib Miris SDN di Jember, Dari 7 Pendaftar hanya 1 Bertahan: Bangunan Ambruk

Arka Danis Kurniawan, menjadi siswa tunggal di kelas 1 SDN Curahnongko Kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur pada penerimaan murid baru 2025.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Taufiq Rochman
Dokumen SDN Curahnongko 3
MURID TUNGGAL - Arka Danis Kurniawan, Siswa kelas 1 SDN Curahnongko 3 Kecamatan Tempurejo Jember, Jawa Timur, Jumat (18/7/2025) Dia belajar sendiri dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Curahnongko 3 Kecamatan Tempurejo. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Arka Danis Kurniawan, menjadi siswa tunggal di kelas 1 SDN Curahnongko Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada penerimaan murid baru 2025.

Kini, bocah umur 7 tahun satu-satunya murid yang mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di lembaga pendidikan kawasan.

Kepala SDN Curah Nongko 3, Joko Tunggal mengungkapkan awalnya, ada tujuh murid yang telah mendaftar, namun ketika melihat ada gedung sekolah ambruk, orang tua mereka membatalkan pendaftaran.

"Rencana ada 7 anak yang mau mendaftar, begitu mengetahui sekolahnya ambruk tidak jadi, banyak yang mundur."

"Cuma anak yang satu ini bertahan," ujarnya, Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, murid tersebut bersedia sekolah di lembaganya, karena sering ikut les di guru SD, sehingga tidak terpengaruh dengan enam teman lainnya.

"Guru saya itu banyak (anak-anak) yang les, anak-anak TK dan gratis, hingga anak ini tertarik," ucap Joko.

Sebetulnya, kata Joko, orang tua bocah tersebut sempat tidak mau menyekolahkan anak ini di lembaganya, namun siswa baru itu tetap ngeyel.

"Anaknya mau sekolah disini, tapi orang tuanya yang tidak mau. Iyawes kita telateni (tekuni) aja," sambungnya.

Menurutnya, minimnya murid baru di lembaganya, karena ada gedung sekolah ambruk dan belum diperbaiki.

Selain itu, lanjut dia, karena lokasinya berada di tengah perkebunan dan cukup jauh dari pemukiman, hal itu membuat wali murid tidak tertarik membawa putra putrinya di sekolahnya.

"Ke arah baratnya tidak ada rumah wes, (perkebunan) karet semua."

"Di sisi selatan juga sama tidak ada perumahan juga (area perkebunan), termasuk dari utara juga tidak ada," ulasnya.

"Kalau ke (Desa Kraton) itu 1 kilometer, itu dibatasi kebun juga. Ke timurnya itu (lahan dan pabrik) PTP, dan sekarang penduduknya juga tidak banyak," ungkapnya.

Kondisi SDN Curahnongko 3, Joko mengungkapkan dikelilingi kebun karet, sehingga sangat terpencil dari pemukiman penduduk.

"Depan karetan, belakang karetan, baratnya karetan, dan timurnya pabrik. Yang paling dekat perumahan PTP itu," ucapnya.

Selain lokasi geografi, Joko hadirnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Curahnongko juga mengakibatkan persaingan pencarian murid baru makin sengit antar lembaga.

"Banyak orang tua atau siswa yang memilih sekolah di Madrasah Ibtida'iyah (MI) atau di SDN Curah Nongko 2."

"Ada jarak 1 kilometer (perkampungan) kami kalah dengan MI dengan SDN sebelah. Karena lebih dekat dengan SDN (Curah Nongko) 2," ungkapnya.

Beberapa upaya menggaet peserta didik baru.

Joko meminta para guru di sekolahnya ikut berbagi kegiatan, hingga bimbingan belajar gratis bagi anak TK untuk menarik perhatian wali murid.

"Setiap kegiatan sekolah seperti lomba, perkemahan, karnaval serta lainnya selalu diikuti untuk menarik siswa atau orang tua."

"Bahkan beberapa guru juga memberi les ke anak-anak berusia TK secara gratis," paparnya.

Joko mengaku belum bisa mengajukan anggaran untuk perbaikan sekolah ke Pemkab Jember, sebab total murid di SD Curahnongko 3 tidak sampai 60 anak.

"Total siswa yang belajar di sekolah itu dari kelas I hingga kelas VI jumlahnya hanya 32 siswa."

"Tidak tahu ya, karena kita memang tidak pernah dapat banyak murid," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved