Berita Viral

Pilu Bayi J Terlahir Sumbing lalu Ditinggal Ibu di Tempat Bersalin, Tertolong Berkat Orang Dermawan

Sejak lahir bayi J belum pernah melihat kedua orang tuanya setelah ditinggal sang ibu di tempat persalinan.

Editor: Mardianita Olga
Pexels/Catalina Carvajal Herrera
KISAH BAYI J - Ilustrasi bayi baru lahir. Tak diinginkan kedua orang tuanya, begitu lahir, bayi J ditelantarakan begitu saja di tempat persalinan di Jakarta. Kini bayi tiga bulan itu dirawat penuh kasih di Panti Asuhan Bunda Serayu, Banyumas, Jawa Tengah. 

TRIBUNMADURA.COM - Di antara banyaknya pasangan suami dan istri yang mengharapkan kehadiran buah hati, ibu bayi J menjadi pengecualian.

Alih-alih merawat dengan penuh kasih, dia menelantarkan bayi J di tempat persalinan begitu membawanya ke dunia.

Saat lahir, bayi J tak memiliki fisik sempurna; bibirnya sumbing.

Kisah bayi J diungkap oleh pihak Panti Asuhan Bunda Serayu di Desa Kedunguter, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bayi laki-laki itu dibawa ke Jawa Tengah dari tempat bersalin di Jakarta.

Baca juga: Ngaku Sebagai Donatur dan Orang Kaya hendak Salurkan Bantuan ke Panti Asuhan, Residivis Embat Mobil

Di sana dia hanya sendiri tanpa kehangatan ayah dan ibunya.

Beruntungnya, bayi J diselamatkan oleh orang dermawan.

Orang itu menebus biaya persalinan serta membawanya ke panti asuhan.

Menurut suster panti asuhan, Theresia Yudayanti, orang tua bayi J tak menerima kehadirannya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Ekspresi Pemilik Panti Asuhan di Surabaya yang Menodai Anak Asuhnya: Meracau saat Digelandang

"Saat datang ke sini, kondisinya sudah seperti itu. Orangtuanya tidak menerima kehadirannya karena ia lahir di luar nikah," ujar Theresia, dilansir Tribun Madura dari Kompas.com, Senin (28/7/2025)

Terlepas dari kisah pilu itu, bayi J kini sudah menginjak usia tiga bulan.

Badannya gemuk, kulitnya putih bersih; menjadi petunjuk kasih sayang pihak panti asuhan terhadap sang bayi.

Dia juga tampak ceria saat berbaring di kasur lantai.

Selain itu,bayi J juga akan menjalani operasi bibir sumbing pada Agustus mendatang.

"Bulan Agustus, sudah ada tim dokter yang mau operasi, biayanya gratis. J perlu beberapa kali operasi, karena kondisinya parah," jelas Theresia.

Baca juga: Panti Asuhan Kena ‘Prank’ Donatur, Bantuan Tetiba Diambil Lagi, Padahal Sudah Foto & Dapat Stempel

Potret Panti Asuhan Bunda Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Panti asuhan ini menjadi tempat berlindung bayi J yang ditinggalkan ibu kandungnya begitu lahir.
Potret Panti Asuhan Bunda Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Panti asuhan ini menjadi tempat berlindung bayi J yang ditinggalkan ibu kandungnya begitu lahir. (Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)

Kisah bayi J hanyalah sepotong kecil dari mozaik kehidupan di panti, di mana setiap anak membawa jejak masa lalu dan impian masa depan yang belum selesai ditulis.

Merawat anak-anak tak berdosa ini adalah jalan sunyi bagi Theresia dan tiga suster lainnya.

"Kami bukan hanya merawat dan mengasuh, tapi juga bagaimana menanamkan nilai-nilai yang baik sejak dini. Seperti sedang menulis sesuatu di kertas kosong," kata Theresia, menggambarkan komitmennya.

Panti Asuhan Bunda Serayu telah berdiri sejak 2011 dan saat ini merawat 38 anak, mulai dari bayi hingga remaja berusia SMA.

Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan wilayah di Indonesia.

"Ada yang datang dari Mentawai, Batam, Flores, dan lain-lain. Latar belakangnya bermacam-macam; ada anak yang kelahirannya tidak diharapkan, ada juga yang ibunya tersangkut masalah hukum," tambah Theresia.

Sebagian anak masih berkomunikasi dengan keluarga, tetapi tidak sedikit yang kehilangan kontak dengan orang tua mereka.

Suster dan para pengasuh kini menjadi orang-orang terdekat bagi anak-anak tersebut.

"Kami mengharapkan kelak mereka akan kembali ke orangtuanya. Tapi ada yang tidak mau dijemput ibunya, 'saya mau tinggal di sini, tidak mau sama ibu.' Ada yang dijemput malah nangis," ungkap Theresia, mengisahkan harapan dan realita yang dihadapi.

Untuk menjalankan operasional panti, para suster dibantu oleh sepuluh pekerja dan dua sopir yang tulus merawat anak-anak.

Salah satu pengasuh, yang akrab disapa Bude Rina, telah bekerja di panti selama kurang lebih 15 tahun dan bertugas merawat balita.

Baca juga: Penemuan Bayi di Depan Teras Panti Asuhan di Sidoarjo, Polisi Cari Sosok Orang Tua

"Setiap hari dibagi menjadi tiga shift: pagi pukul 07.00 WIB-14.00 WIB, sore pukul 14.00 WIB-20.00 WIB, dan malam pukul 20.00 WIB-07.00 WIB. Jika shift malam, kami tidur bareng dengan anak-anak ini," jelas Bude Rina mengenai rutinitasnya.

Selain merawat anak-anak, para pengasuh juga bertugas merapikan tempat tidur, membersihkan kamar mandi, dan menjaga kebersihan tempat mandi.

Dalam waktu dekat, penghuni panti akan segera menempati gedung baru yang megah.

Gedung ini baru selesai dibangun dan berada tepat di sebelah lokasi panti saat ini, menandai babak baru bagi para anak yang merindukan harapan dan kasih sayang.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved