Berita Terkini Sumenep

Nenek di Sumenep Tewas di Tangan Cucu, Teguran Dibalas Hantaman Besi

Pembunuhan tragis terjadi di Desa Daramista Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 07.55 WIB.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa/Masdon
PEMBUNUHAN - M Wahyudi (29) seorang bujang asal Desa Daramista Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep ini diangkap polisi setelah membunuh neneknya, Safu (80) pada Senin (4/8/2025). Polisi menyebut, bahwa pelaku punya gangguan jiwa atau diduga ODGJ. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pembunuhan tragis terjadi di Desa Daramista Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 07.55 WIB.

Pelaku ialah M Wahyudi (29) sedangkan korban adalah nenek kandungnya sendiri, Safu (80).

Berdasarkan keterangan Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas, pelaku tega menghabisi korban karena tidak terima saat ditegur neneknya.

"Seorang nenek (Safu, 80) meninggal dunia setelah diduga diserang cucunya sendiri (M. Wahyudi,29) yang diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan," ungkap AKP Widiarti Sutioningtyas pada Selasa (5/8/2025).

Dari keterangan pelapor, Fauzi (41) saat kejadian, dirinya baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati pelaku hendak masuk ke rumah dengan kondisi tangan penuh darah.

Pergelangan lengan kirinya ada luka sayat.

Di baju pelaku juga terdapat bercak darah.

Saat itu, si nenek sempat menegur pelaku.

Tapi teguran itu dibalas pelaku dengan tindakan kejam.

"Tanpa ragu, pelaku menghantamkan besi (diambil dari tukang bangunan yang sedang bekerja di sebelah timur rumah) ke arah kepala korban dari belakang."

"Korban roboh seketika dengan luka parah di bagian kepala, darah mengucur deras hingga korban diduga meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP)," ungkapnya.

Warga yang mengetahui langsung dalam peristiwa tersebut segera menghubungi pihak kepolisian.

"Menurut pihak keluarga, pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan sebelumnya sudah mendapatkan surat rekomendasi pemeriksaan kejiwaan di RSUD setempat," ungkap mantan Kapolsek Kota Sumenep.

Saat ini lanjutnya, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman lebih lanjut terkait kasus ini.

Termasuk memverifikasi kondisi kejiwaan pelaku dan motif di balik tindakan brutal tersebut.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Daramista, Dody Arista membenarkan peristiwa tersebut.

Awalnya, pelaku hendak mengakhiri hidupnya, namun berhasil dicegah oleh kakak iparnya.

"Iya benar, awalnya anak itu sempat ingin bunuh diri. Tapi berhasil dicegah oleh kakak iparnya."

"Karena merasa kesal dan gagal malahan melampiaskan emosinya kepada neneknya sendiri," kata Dody Arista.

Dalam peristiwa itu, banyak warga yang ada di lokasi saat itu menyaksikan.

Namun, mereka tidak berani mendekat karena pelaku membawa besi cor.

"Bahkan, tetangganya sendiri ketakutan," ucapnya.

Pelaku M Wahyudi adalah anak bungsu dari dua bersaudara dan tinggal serumah dengan neneknya.

Sedangkan rumah kakak iparnya masih terbilang dekat.

Sehari-harinya, pelaku memang tidak bekerja dan hanya berada di rumahnya saja.

Bahkan sejak kecil memang memiliki riwayat gangguan mental.

"Memang ada kelainan kejiwaan sejak kecil. Tidak sekolah, tidak bekerja dan juga tidak menikah," katanya.

"Pelaku berada di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep," sebutnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved