Berita Terkini Bangkalan
Tragedi Jalan Sehat Tewaskan Siswi SD Bangkalan, Ibu Korban: Cukup Anak Saya, Jangan Ada Korban Lagi
Guratan kesedihan pada wajah Siti Fatimah menegaskan duka mendalam atas kepergian selamanya anak keduanya, Yasinta Dwi Amara (11).
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Guratan kesedihan pada wajah Siti Fatimah menegaskan duka mendalam atas kepergian selamanya anak keduanya, Yasinta Dwi Amara (11).
Meski berupaya tampak tegar, namun suara ibu dengan tiga orang anak itu terkadang bergetar ketika bercerita kepada para muazziyin dan muazziyat tentang kronologi runtuhnya dahan pohon trembesi berukuran besar yang menimpa tubuh Yasinta di lingkungan Pendopo Agung Bangkalan pada Minggu (3/8/2025).
Dari teras rumah sederhana di ujung lorong sempit Kampung Lorong Dalam, Kelurahan Kraton, benak Siti Fatimah kembali terngiang kepada sosok Yasinta ketika Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan, H Moh Yakub datang bersama Sekretaris Disdik, Ronny Sofiandri dan Kabid Pembinaan SD Disdik, Ali Yusri Purwanto untuk berbelasungkawa, Selasa (5/8/2025) siang.
“Jangan sampai ada korban lagi, cukup anak saya. Katanya (dahan pohon) itu sudah dipotong tapi tidak jatuh, ada wali murid dari puskesmas bercerita memang tidak ada permintaan ambulan,” ungkap Siti Fatimah di hadapan H Moh Yakub dan rombongan.
Kalimat pesan bernada kritikan dari Fatimah itu seakan menegaskan informasi yang menyeruak di kalangan masyarakat, bahwa kegiatan Jalan Sehat Peringatan Hari Jadi Ke-78 Koperasi tidak dilengkapi ambulan dan tim medis.
Baca juga: Bukan Hadiah yang Didapat Tapi Maut, Siswi SD di Bangkalan Tewas saat Tunggu Undian Jalan Sehat
Tubuh Yasinta setelah tertimpa dahan pohon trembesi, dievakuasi sejumlah pria ke luar gerbang pendopo agung menuju jalan raya untuk dinaikkan ke bak terbuka kendaraan pikap.
Laju mobil berwarna putih itu dihentikan secara mendadak oleh petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Bangkalan.
Selain bersama almarhumah, Fatimah datang untuk meramaikan kegiatan jalan sehat bersama anak ketiganya serta rekan satu profesinya, Rhanie Auliani (24), guru SDN Demangan I.
Seusai gelaran jalan sehat, mereka memilih berteduh di bawah pohon trembesi sambil menunggu pengundian kupon berhadiah.
Dalam keterangan yang dipaparkan Fatimah, terangkum bahwa komunikasi antara mendiang Yasinta bersama ibunya terjalin sebanyak dua kali.
Pertama, ketika almarhumah berada di rumah dengan gelagat terburu-terburu mengajak berangkat menuju lokasi jalan sehat pada pukul 06.00 WIB.
Komunikasi kedua, ketika Yasinta mengajak ibunya untuk pulang saat berada di lokasi kejadian.
Fatimah sempat menyuruh Yasinta berpamitan kepada para guru yang berteduh di sisi Utara.
Bahkan Fatimah masih sempat menanyakan kepada Yasinta terkait ketersediaan paket internet ponselnya, karena Fatimah berniat beranjak duluan bersama anak bungsunya.
Momen inilah yang kemudian menjadi awal petaka hingga merenggut nyawa Yasinta.
Fatimah mendengar suara keras akibat benda terjatuh, ia menoleh ke arah belakang karena khawatir terjadi sesuatu kepada rekannya, Rhanie.
Yasinta kala itu juga berada di belakang Fatimah.
“Baru saja melangkah ke arah Utara, daun kering berguguran. Saya masih mendengar ‘Musim semi, daun berguguran’, tidak tahu siapa yang bilang."
"Setelah itu terdengar grabakkkk, Allah…Allah…saya lihat Bu Rhanie sudah dengan posisi tangannya melindungi diri,” kenang Fatimah.
Tragedi jatuhnya dahan pohon berukuran besar itu belum sepenuhnya disadari Fatimah telah menimpa tubuh Yasinta.
Ia baru tersadar setelah mendengar suara panggilan bernada merengek dari anak bungsunya.
“Mama…mama…mbak, saya menoleh dan tubuh Yasinta sudah tergeletak. Saya panggil, Sinta bangun, Sinta bangun, tapi sudah tidak ada respon. Aduh, kayunya besar,” papar Fatimah.
Keterangan yang dihimpun dari Kepala IGD RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mahrus, mengungkapkan, pasien Yasinta ketika tiba di IGD RSUD kondisinya telah terjadi penurunan kesadaran, nafas dan jantung berhenti karena pasien tidak sadarkan diri setelah tubuhnya tertimpa dahan pohon trembesi.
Pada tubuh korban, didapatkan hematoma atau penumpukan darah di luar pembuluh darah disertai luka yang masih mengalir darah di kepala bagian belakang.
Ada juga luka serta deformitas di lengan kanan atas bagian kiri, paha kanan membengkak dan disertai pemendekan kaki kanan.
“Ada luka ternyata di kepala, diketahui saat dimandikan,” pungkas Fatimah.
Kepala Disdik Bangkalan, H Moh Yakub mengungkapkan, kehadirannya ke rumah duka untuk menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Yasinta.
Sekaligus memberikan dukungan kepada keluarga terutama kepada orang tua untuk terus tegar karena peristiwa itu adalah musibah yang tidak disengaja.
“Kami mendoakan semoga orang tua tetap tabah dan amal ibadah Yasinta diterima di sisi Allah. Kami dari dinas pendidikan ingin menjadikan petaka ini sebagai pelajaran bersama, agar lebih baik lagi di masa mendatang,” singkat Yakub.
Selain korban meninggal dunia, tragedi itu juga menyebabkan Rhanie menderita patah pada tulang kaki kanan.
Sebagaimana disampaikan Kapolres Bangkalan, AKBP Hendoro Sukmono setelah menghadiri gelaran Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Gedung RP Moh Noer Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada Senin (4/8/2025).
“Sementara korban yag berusia 11 tahun (Yasinta) saat dibawa ke RSUD sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ungkap Hendro di hadapan sejumlah awak jurnalis.
Hendro menjelaskan, informasi tentang kondisi kedua korban diperoleh dari keterangan personel Satreskrim Polres Bangkalan yang memang ditugaskan untuk melakukan pengecekan terhadap terjadinya persitiwa tersebut.
“Kemudian dari satreskrim kami perintahkan untuk mendatangi keluarga korban untuk memastikan apakah ada atau tidaknya laporan."
"Namun hingga siang ini dari keluarga korban tidak ada laporan. Walaupun ada laporan, maka tindakan kami adalah yang pasti ekshumasi dan melaksanakan otopsi,” pungkas Hendro.
Sejauh ini, pihak Satreskrim Polres Bangkalan telah mengamankan dari lokasi kejadian beberapa gelondong dahan dan ranting kayu dari pohon trembesi sebagai barang bukti.
Beberapa dahan dan ranting kayu, termasuk dahan yang jatuh menimpa tubuh korban Yasinta juga diamankan dalam satu ikatan pita bertuliskan Police Line.
“Kami sudah melakukan interogasi kemarin dengan keluarga korban, belum menyentuh apakah menyediakan ambulan atau tidak."
"Kami juga sudah melakukan interogasi dan menggali informasi ke pihak kedokteran meski tidak ada laporan,” singkat Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi kepada Tribun Madura.
Disambut Meriah, Menteri AHY Ajak Mahasiswa Baru UTM Siap Hadapi Era Persaingan Global |
![]() |
---|
Bukan Hadiah yang Didapat Tapi Maut, Siswi SD di Bangkalan Tewas saat Tunggu Undian Jalan Sehat |
![]() |
---|
Pembelajaran Mendalam Disorot, Kepsek di Bangkalan Bandingkan dengan Sistem Pendidikan Finlandia |
![]() |
---|
Keunikan Lanal Batuporon di Pesisir Bangkalan Madura, Rumah Bagi Ular Piton hingga Rusa |
![]() |
---|
Penjual Bakso di Bangkalan Sudah 2 Tahun Nyambi Jualan Sabu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.