Madura Terpopuler
Madura Terpopuler: Tagihan Listrik Pemkab Sampang Membengkak hingga Wanita Kehilangan Celana Dalam
Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Kamis (7/8/2025). Dari tagihan listrik Pemkab Sampang membengkak
TRIBUNMADURA.COM, MADURA- Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Kamis (7/8/2025).
Dari tagihan listrik Pemkab Sampang membengkak, hingga wanita kehilangan celana dalamnya.
1. Pemkab Sampang Kaget Tagihan Listrik Membengkak hingga Rp 485 Juta, Sambungan Liar Jadi Biang Kerok
Tagihan listrik untuk Penerangan Jalan Ujum (PJU) di Kabupaten Sampang, Madura cukup fantastis.
Setiap bulannya pemerintah setempat melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang harus mengeluarkan biaya Rp 485 juta, Rabu (6/8/2025).
Berdasarkan data di Dishub, ada sekitar 8.600 titik lampu PJU yang tersebar di seluruh pelosok 14 kecamatan.
Lampu-lampu tersebut menyala tiap malam, dan menyedot anggaran besar.
“Lampu menyala terus tiap hari, jadi tagihannya juga terus naik,” kata Kabid Perhubungan Darat Dishub Sampang, Hery Budiyanto.
Masalahnya bukan cuma soal banyaknya lampu, tapi lonjakan tagihan setiap bulan juga diduga adanya sambungan liar atau ilegal yang memanfaatkan jaringan PJU.
Sehingga, pihaknya kini tengah memburu oknum-oknum nakal.
“Kami sedang telusuri dugaan kebocoran listrik karena pemakaian ilegal,” ujarnya.
Di samping itu, dari total anggaran Rp 5,6 miliar yang dialokasikan tahun ini, tersisa sekitar Rp 2,5 miliar.
Jika tak ada tambahan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK), kata Hery maka layanan penerangan jalan dikhawatirkan akan terhenti di akhir tahun.
“Kalau tidak ada tambahan dana, kemungkinan akan ada pemadaman sebagian PJU,” tutupnya.
2. Pengakuan Wanita di Sampang yang Kehilangan Celana Dalamnya, Ternyata Sudah Ada 6 KK
Pencurian pakaian dalam wanita yang menghantui warga Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura menyita perhatian pihak kepolisian setempat.
Terbukti, pihak Polsek Camplong langsung melakukan konfirmasi lapangan dengan pemilik CCTV yang sempat merekam detik-detik pelaku mencuri pakaian dalam warga.
Dari hasil penelusuran, Muslim (30) membenarkan adanya kejadian pencurian pakaian dalam dan pengrusakan baju wanita.
Namun siapa sangka, tidak hanya satu warga yang menjadi korban, sedikitnya ada enam rumah tangga.
"Ada sekitar enam rumah tangga yang jadi korban kehilangan pakaian dalam dan pakaian wanita yang dirusak,” kata Kapolsek Camplong Iptu Bambang Budiyanto.
Menurutnya, aksi itu baru diketahui pada keesokan paginya, tepatnya (27/7/2025), saat para warga mendapati pakaian mereka hilang atau dalam kondisi rusak.
Atas kejadian tersebut saat ini pihaknya sedang menelusuri identitas pelaku berdasarkan rekaman CCTV.
"Untuk 6 KK yang telah kehilangan pakaian dalam wanita hanya berada di satu Dusun, yakni Dusun Komarong, Desa Rabasen," pungkasnya.
3. Bocah Kelas 3 SD di Sumenep Dibully Teman: Pipi Memar, Trauma ke Sekolah
Seorang siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hidayah Sumenep diduga menjadi korban perundungan (Bullying) oleh teman sekelasnya pada Selasa (5/8/2025) pukul 13.00 WIB.
Korban diketahui berinisial Y itu masih duduk di bangku kelas tiga, dan pelakunya diduga teman sekelasnya berinisial H.
Akibat peristiwa bullying itu, korban mengalami luka memar di pipi kirinya.
Sehingga, orang tua korban langsung membawa anaknya ke RSUD dr H Moh Anwar Sumenep di Jl Dr Cipto Kecamatan Kota.
"Setelah saya visum, ditemukan memar di bagian pipinya. Anak saya sampai trauma atau merasa takut yang mau masuk ke sekolahnya lagi," tutur Debri, orang tua korban pada TribunMadura.com, Rabu (6/8/2025).
Orang tua dari korban ini mengaku heran terhadap pihak sekolah, sebab kasus ini terjadi di lingkungan sekolah yang beralamat di Jl Siwalan Desa Pangarangan Kecamatan Kota.
"Pihak sekolah ini gimana, kok tidak ada tindakan tegas terhadap pelaku yang melakukan bullying terhadap anak saya. Seharusnya, pelakunya itu dipanggil begitu juga dengan orang tuanya," kesalnya.
Sebagai orang tua, dirinya menyayangkan tindakan bullying tersebut.
Karena dari pihak sekolah tidak memberikan respon tindakan apapun terhadap pelaku.
"Karena sejak kemarin atau setelah kejadian perundungan ini tidak ada iktikad baik," sebutnya.
Terpisah, Kepala SDIT Al Hidayah Sumenep Ustadz Afil saat dikonfirmasi menampik bahwa kasus bullying di lingkungan sekolahnya tersebut dibiarkan.
Sebab, pihaknya mengaku bahwa pihaknya memiliki prosedur penanganan sendiri.
"Kami dari pihak sekolah melaksanakan (penanganan) sesuai prosedur yang berlaku di sekolah," singkatnya.
Bahkan, pihak sekolah beserta dengan orang tua yang memukul sudah berusaha mengunjungi kediaman korban.
Tujuannya, untuk melakukan silaturahmi dan menanyakan kondisi korban.
Sekaligus meminta maaf atas kejadian itu.
Namun kata Afif pihaknya belum berhasil bertemu dengan pihak keluarga korban.
"Insyaallah pihak sekolah akan kembali bersilaturahmi," terangnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Madura Terpopuler: Sampang Belum Mampu Gelar Sekolah Rakyat hingga Harga Tembakau Anjlok |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Kepsek SD Berani Kritisi Pembelajaran Mendalam hingga Firawat Siswi SD Meninggal |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Kasus Curanmor di Pamekasan hingga Tragedi Kemah di Sumenep |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Balapan Liar di Pamekasan hingga Nasib Guru ASN yang Hajar Muridnya |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Penipuan Lewat Jual Titip TikTok hingga Maling Beraksi di Puskesmas Pamekasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.