Berita Viral

Baru 1 Bulan Sekolah Tetiba Dikeluarkan, Siswa SMAN Kecewa Sampai Masuk RS, Ketua DPRD: Titipan

Isu titipan belakangan mencuat di PPDB SMAN 5 Kota Bengkulu sampai puluhan siswanya dikeluarkan.

Editor: Mardianita Olga
Tribun Bengkulu/Jiafni Rismawarni dan TribunMadura/Ahmad Faisol
DIKELUARKAN DARI SEKOLAH - Ilustrasi siswa SMA (kanan). Puluhan siswa SMAN 5 Kota Bengkulu dikeluarkan pada 19 Agustus 2025. Mereka yang terlanjur bersekolah selama satu bulan langsung kecewa sampai harus dirawat di rumah sakit. Isu 'siswa titipan' pun mencuat. 

Namun, bak tersambar petir, dia diberitahu oleh gurunya bahwa siswa bernomor absen lebih dari 36 harus pindah sekolah.

"Kata anak saya, info dari gurunya kalau absennya di bawah 36 maka diminta untuk cari sekolah lain. Anak saya menangis karena itu," imbuhnya.

Tak hanya gangguan kesehatan fisik, beberapa siswa dan orang tua juga mengalami tekanan psikologis.

Meski begitu, kepsek Bihan menegaskan bahwa keputusan pemberhentian siswa dilakukan berdasarkan regulasi, termasuk Permendikdasmen dan Peraturan Gubernur.

Ia juga menyatakan hanya akan mempertahankan siswa yang datanya tercatat di Dapodik dan masuk dalam empat jalur resmi: prestasi, afirmasi, domisili, dan pindah tugas orang tua.

“Saya tidak bisa bertanggung jawab terhadap siswa di luar data yang saya pegang,” ujarnya melansir dari Tribun Bengkulu.

Menurut Bihan, salah satu penyebab membeludaknya jumlah siswa adalah banyaknya orang tua yang menemui operator PPDB secara langsung, bahkan saat ia sedang dirawat karena sakit.

Baca juga: Hanya 3 SMPN di Bangkalan Penuhi Pagu, Dinas Pendidikan Perpanjang Masa Penerimaan Siswa Baru

“Saya sudah ingatkan operator untuk tidak menambah siswa. Tapi kenyataannya, masih saja dilanggar,” ungkap Bihan.

Isu makin memanas setelah muncul dugaan adanya praktik titipan dan permainan uang.

Ketua Komisi IV DPRD Bengkulu, Usin Abdisyah Sembiring, menyebut pihaknya mendapat laporan soal siswa titipan yang masuk tanpa jalur resmi.

“Jangan pikir kami tidak tahu. Ada yang nitip, ada juga yang kasih uang ke sana,” kata Usin.

Terlepas dari itu, pihaknya akan membuat tim untuk menyelesaikan persoalan ini, terdiri dari 2 anggota Komisi IV, 2 wali murid, 2 orang Dinas Pendidikan, dan 2 orang dari dari pihak sekolah.

Menurut anggota Komisi IV DPRD Bengkulu, Sri Astuti, tim tersebut akan bekerja dengan mendata alamat para siswa dan mencarikan sekolah terdekat yang masih memiliki kuota.

"Misalnya kalau rumahnya dekat SMA 8 tapi sudah penuh, maka bisa diarahkan ke sekolah lain seperti SMA 9 yang kuotanya masih tersedia. Itu solusi yang paling realistis," jelasnya.

Baca juga: Respon Bupati saat Tahu Ada Siswa Kelas 12 SMA Tak Bisa Perhitungan 3x4: Saya Kaget

Sri menambahkan, keterlibatan wali murid dalam tim ini penting agar prosesnya transparan dan bisa diterima semua pihak.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved