Laporan Wartawan Tribunmadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Warga binaan rutan kelas II B Sumenep hasilkan kerajinan batik tulis. Jumat, (1/2/2019). Semua karya batik tersebut merupakan hasil dari warga binaan yang desainnya berasal dari kreatifitas mereka sendiri.
"Hasil karya batik tulis itu murni dari warga binaan kami, dan pewarnaannya adalah apa yang ada dibenak mereka" kata Kepala Rutan Kelas II B Sumenep Beni Hidayat saat ditemui TribunMadura.com.
Beni menjelaskan, ada total 6 warga tahanan yang mengikuti binaan membatik yang dibimbing oleh 2 pembina dari pegawai Rutan.
• Vanessa Angel Didiagnosis Idap Maag Akut hingga Sinusitis saat Dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim
Diketahui jumlah keseluruahn warga tahanan Rutan kelas II B sumenep sebanyak 309 orang dari berbagai kasus yang menjerat mereka.
"Kalau warga yang ada di dalam Rutan itu kasusnya macam-macam, tetapi yang melakukan kerajinan batik tulis ini yang memiliki kemauan" katanya.
Sementara target setiap minggunya lanjut Beni, dari 6 warga rutan yang melakukan seni batik tersebut harus menghasilkan 5 batik tulis.
Berdasarkan pantauan dari TribunMadura.com, ada empat warga binaan yang sedang mengerjakan batik tulis. Dua orang sedang mencelupkan kanvas ke pewarna, lalu dituliskan ke kain warna putih.
Gambarnya yang dihasilkan bermacam macam, satu diantaranya batik tulis bergambar kerapan sapi yang sudah selesai.
"Dengan memiliki keterampilan seperti itu, mudah mudahan jadi bekal mereka setelah pulang nanti ke rumahnya masing masing" harap pria yang memakai baju putih tersebut.
Untuk selanjutnya, Beni menambahkan, hasil warga binaan akan dijual secara online, karena hasil batik dirasa sudah sangat bagus.
"Untuk sementara penjualannya di internal saja, ke depan akan kami jual melalui online" katanya.
• Barisan Emak-emak Jatim Desak Polda Jatim Bertindak Adil Pelaku Kasus Prostitusi Online
Mahmud, warga binaan asal Desa Tamberu, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang mengaku sebelumnya belum pernah memiliki keterampilan membatik.
"Saya bisa melakukan kerajinan batik tulis ini di Rutan, dan harapan saya bila melakukan dan mengembangkannya setelah keluar nanti dari tempat ini" kata Mahmud yang sudah 3 tahun mendekam di Rutan kelas II B Sumenep.
Mahmud menjelaskan, proses pewarnaan batik tulis itu susah susah gampang, namun dalam sehari ia bisa menghasilkan 2 kain batik tulis.
"Kalau mulai dari awal seperti melukis di karton itu tidak selesai kalau sehari, sehari hanya pewarnaan saja di kin berwarna putih" imbuhnya.