Depresi Akibat Penyakit Hernia yang Tak Kunjung Sembuh, Pria ini Lebih Memilih Gantung Diri

Penulis: Didik Mashudi
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi korban gantung diri

Depresi Akibat Penyakit Hernia yang Tak Kunjung Sembuh, Pria ini Lebih Memilih Gantung Diri

TRIBUNMADURA.COM - Diduga karena menderita sakit yang tidak kunjung sembuh membuat Supariyo (65) warga Jl Asparaga, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri nekat bunuh diri dengan cara gantung diri di samping rumahnya, Selasa (25/6/2019).

Kejadian yang berlangsung siang hari ini sempat mengejutkan tetangga dan warga yang tengah melintas di Jl Asparaga. Apalagi Supariyo melakukan aksi bunuh pada siang hari.

Setelah mendapatkan laporan masyarakat, petugas kepolisian dari Polsek Pare kemudian mendatangi TKP serta memasang police line di rumah Supariyo.

Puluhan warga juga berdatangan menyaksikan petugas melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenasahnya.

Arisan Ibu-Ibu di Warung Bakso Berujung Ricuh, Aksi Pamer Uang di Dompet Hingga Polisi Turun Tangan

PENDAFTARAN CPNS 2019 dan PPPK 2019, Cek Formasi, Login Melalui Link Resmi sscasn.bkn.go.id

Petinggi DPP PDIP Diperiksa Kejati Jatim Soal Megakorupsi Triliunan YKP, Bambang DH: Beneran ta Iki

Informasi yang dihimpun TribunMadura.com, gantung diri yang dilakukan Supariyo dilakukan menggunakan tali tambang warna biru yang dikaitkan pada tiang yang ada di samping rumahnya.

Tali kemudian dikaitkan pada lehernya dengan posisi menggantung sehingga korban meninggal di TKP.

Saat pelaku melakukan aksinya sempat dipergoki dua orang saksi yakni, Santoso (50) dan Widodo (40) kuli bangunan yang kebetulan berada tak jauh dari TKP.

Selanjutnya kejadian itu diberitahukan kepada perangkat desa yang melaporkan ke Polsek Pare.

Sementara dari penjelasan pihak keluarga, korban sudah lama menderita sakit hernia serta sudah beberapa kali operasi namun belum sembuh.

Kondisi itu membuat korban diduga mengalami depresi.

Petugas piket Inafis Polres Kediri dan dokter Puskesmas Pare dr Norman Alfyanto yang memeriksa jenasah korban tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan.

Sementara Kasi Humas Polsek Pare Aipda Andayani saat dikonfirmasi menjelaskan, keluarga korban telah iklas dan tidak menuntut secara hukum serta menolak jenasahnya diotopsi.

Keputusan keluarga itu juga dibuatkan surat pernyataan yang disaksikan perangkat desa.

Sehingga jenasahnya kemudian diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.

Halaman
12

Berita Terkini