Pihak CDC mengatakan bahwa cerita tersebut adalah hoaks, karena tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Anda tidak akan terinfeksi HIV karena mengonsumsi makanan yang sama dengan penderitanya.
"Jika makanan tersebut terkontaminasi oleh virus HIV, maka akan hancur oleh suhu dan pemanasan," kata CDC dikutip dari Washingtonpost, Selasa (30/7/2019).
Lebih lanjut, pihak CDC juga menjelaskan bahwa virus HIV tidak bisa terdeteksi hanya dalam waktu singkat.
Sementara bocah tersebut langsung dinyatakan terkena HIV tujuh hari setelah memakan pisang.
Padahal setidaknya virus baru akan terdeteksi setelah empat minggu menginfeksi tubuh seseorang.
• Emil Dardak: 30 Persen Anak di Jawa Timur Terkena Stunting
• Mau Pangkas Ranting Pohon di Area Rumahnya Sendiri di Kota Kediri, Soe Djian Malah Meregang Nyawa
• Gunung Semeru Makan Korban, Giliran Pendaki Cewek Asal Bangkalan Jatuh di Jalur Puncak Mahameru
Selain itu, penting untuk diketahui bahwa virus HIV tidak dapat menulari seseorang melalui makanan.
Virus ini hanya akan menular melalui media seperti jarum suntik yang digunakan oleh penderitanya, pertukaran cairan tubuh (cairan darah, cairan dinding anus, cairan sperma, dan cairan vagina), ibu hamil, air susu ibu, dan transfusi darah.
Seseorang tidak dapat terinfeksi HIV hanya melalui kontak sehari-hari misalnya berpelukan, berciuman, berjabat tangan atau berbagi makanan dan air minum.
Oleh sebab itu, informasi tentang pisang yang mengandung darahpenderita HIV adalah informasi tidak benar dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Penting untuk menyaring lebih dulu segala informasi yang didapat melalui media sosial dan mencari data yang kredibel serta akurat.(*)
Artikel ini telah tayang di Grid.id yang berjudul Viral Postingan Buah Pisang Disuntik Darah Penderita HIV, Inilah Fakta Sesungguhnya!