Ibadah Haji 2019

Kisah Guru Jenderal & Artis Berhaji Dengan Kayuh Sepeda 7 Bulan, Pernah Diberi Tugas Mulia Soekarno

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abah Landoeng, guru di zaman perang kemerdekaan yang pernah dapat tugas mulia dari Presiden Soekarno. Abah Landoeng juga menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dengan mengayuh sepeda selama 7 bulan.

Tak hanya itu, Abah Landoeng pun tercatat sebagai panitia Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955.

Saat itu ia bertugas menyediakan kendaraan untuk para delegasi.

Ia tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan kendaraan dari orang kaya yang ada di Bandung.

Sebab sifat berbagi yang dimilikinya ini membuat ia mengenal orang dari berbagai kalangan dari kelas bawah hingga atas.

Bahkan kini, ia masih saling berkunjung dengan mantan Gubernur Jabar, Solihin GP.

“Angkatan Abah dah pada ga ada. Tinggal saya dan Mang Ihin (Solihin GP),” tegasnya.

Abah Landoeng bersama sepeda yang menjadi alat transportasinya kesayangannya. (KOMPAS.com/RENI SUSANTI)

Mengajar Pakai Sepeda Tanpa Digaji

“Oemar Bakri...Oemar Bakri banyak ciptakan menteri Oemar Bakri...Bikin otak seperti otak Habibie Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri...” Penggalan lagu berjudul “Oemar Bakrie” itu diciptakan Iwan Fals sekitar tahun 1981.

Lagu ini menceritakan seorang guru yang mengabdikan hidupnya untuk Indonesia sejak zaman penjajahan Jepang. Oktober 1996 di Bali, Iwan Fals memperkenalkan salah satu sosok yang menginspirasi lagu itu.

Dia adalah Abah Landoeng, guru Iwan Fals di SMP 5 Bandung. Di tahun 2019 ini, Abah Landoeng berusia 94 tahun. Fisiknya masih kuat. Bahkan masih menggowes sepeda Federalnya kemana pun.

Termasuk dari rumahnya di Cimahi ke warung kecilnya di Jalan Mangga No 26, Kota Bandung. Di warung inilah, ia bersama sang istri menjalankan bisnis mi goreng dan nasi goreng legendaris yang disukai Presiden Soekarno.

Meski warung “Ibu Sani Landoeng” ini kecil dan beralaskan tanah, namun pengunjungnya beragam dari mahasiswa hingga wali kota dan jenderal.

Dihiasi aroma sedap mi tektek, Abah Landoeng menceritakan kisah hidupnya sebagai guru kepada Kompas.com (Tribunmadura.com Network).

“Abah ngajar dari zaman Jepang, tahun 1942,” ujarnya, Selasa (14/8/2019).

Berantas Buta Huruf

Halaman
1234

Berita Terkini