Himpunan Pengusaha Daring Indonesia meminta sejumlah pihak dapat menerapkan metode khusus untuk mencegah pembunuhan driver online
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Himpunan Pengusaha Daring Indonesia (HIPDA) meminta agar Aplikator, Kemenhub RI, Kemkoinfo, dapat menerapkan metode khusus untuk mencegah pembunuhan driver online kembali terulang.
Sekjen HIPDA, David Walalangi menilai, adanya tombol darurat di Aplikasi Driver masih kurang menjamin keselamatan driver online.
"Karena terkadang driver tidak sempat menekannya karena serangan membabi buta terhadap driver online terjadi pada keadaan yang tak di duga oleh driver online," ucap David, Jumat (25/10/2019).
• Malam Minggu Bareng Kekasih, Wanita Muda ini Tewas setelah Terpental dari Motor dan Terlindas Truk
• Meski Positif Konsumsi Ganja, Muncikari Putri Pariwisata Tak Dikenai KUHP Penyalahgunaan Narkotika
Apalagi dalam kondisi ekonomi global yang sulit, sehingga ada beberapa oknum nekad yang melihat peluang dengan cara mudah untuk mendapatkan harta benda dengan membegal driver online
Para driver online pun dalam keadaan resesi Global ini mengalami keadaan anyeb sehingga bagaimana dalam benak dan pikirannya adalah mengejar cicilan, setoran, dan kebutuhan hidup
"Jadi saat ada ajakan penumpang itu pasti diambil oleh Driver Online," lanjutnya.
David menilai, aplikator menerapkan pengetatan khusus pada akun penumpang, misalnya melakukan verifikasi data SIM, KTP, foto, dan lainnya mungkin saja oknum akan berpikir ulang untuk melakukan pembunuhan.
"Kenapa di aplikasi driver saat melakukan pendaftaran ada ketentuan scan wajah atau saat mendaftar driver online harus ada ketentuan SKCK, SIM, KTP, foto, serta verifikasi data driver," ucap dia.
"Yang datang ke kantor aplikator langsung sedangkan sedangkan saat pendaftaran akun penumpang tidak," tambah dia.
• Penemuan Sosok Mayat Lelaki di Atas Batu Hebohkan Warga, Awalnya Dikira Tidur dengan Mata Terbelalak
• Ditinggal Pemilik Tidur Siang, Motor Yamaha NMax Raib Digondol Maling di Parkiran Rumah Tanpa Pagar