Begal Sadis Surabaya yang Bacok Korbannya saat Beraksi di 12 TKP Ternyata Berasal Dari Balongsari Madya
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Aksi kejahatan yang dilakukan M Hartono (32), begal sadis asal Balongsari Madya 7A/20 Surabaya berakhir ditangan unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Pelaku kejahatan jalanan itu dikenal begal sadis Surabaya saat beraksi. Ia selalu membawa senjata tajam jenis pisau penghabisan sepanjang 30 cm.
Hasil penyelidikan kepolisian, ada 12 tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan M Hartono, si begal sadis Surabaya.
Semuanya, berada di wilayah Surabaya. Yakni, Jalan Lingkar Barat Lakarsantri Surabaya, Kebun Bibit Wonorejo Surabaya, Jalan Kalibokor Surabaya, Samping Utara Masjid Al Akbar Jambangan Surabaya.
Lalu, Jalan Tambak Osowilangon Surabaya, Jalan Raya Kendung Surabaya, Jalan Rungkut Asri Surabaya, Jalan Darmo Permai Surabaya.
Kemudian, Jalan Simo Kwagean Surabaya, Jalan Raya Panjang Jiwo Surabaya dan terkahir di Jalan Raya Satelit Selatan Balongsari Surabaya.
"Ada dua belas tempat kejadian yang kami identifikasi pelakunya menjurus ke tersangka MH ini.
Itu kami dapat dari data laporan kejadian dan ciri-ciri pelaku yang disampaikan oleh korbannya," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, Jumat (6/12/2019).
• BREAKING NEWS - Polisi Surabaya Menembak Mati Begal Sadis yang Bacok Muda-mudi di Jalan Raya Satelit
• Rumah Mewah di Kota Malang Disegel Satpol PP dan BP2D, Ketahuan Nunggak Pajak Sejak 16 Tahun Lalu
Dari dua belas TKP itu, aksi terakhir dilakukan oleh si begal sadis Surabaya di Jalan Raya Satelit Selatan Surabaya.
Akibatnya, korban bernama Slamet Efendi (21) warga Jatiroto, Lumajang itu mengalami luka bacok yang sangat parah.
"Korban terkahir pelaku MH mengalami luka bacok serius, jarinya putus.
Pergelangan tangan nyaris putus dan pergelangan kaki kanannya juga nyaris putus.
Inilah bisa kita lihat bagaimana sadinya pelaku ini saat beraksi," tambah Kombes Pol Sandi Nugroho.
Sebelum ditembak mati petugas, M Hartono berhasil membawa kabur motor Honda Scoopy hijau bernopol S 4465 BX milik korban yang juga teman perempuan Slamet Efendi, Wiwin Widayati (20) warga Dusun Ngelo, Tuban.
Ia bahkan menjualnya sendiri ke wilayah Madura dan hasilnya dibagi dengan Noval Rinaldy (22) warga Jalan Balongsari Madya 7A/24 Surabaya, yang juga turut serta dalam aksinya di Jalan Raya Satelit Selatan itu.
Noval Rinaldy yang ikut M Hartono menjadi begal sadis Surabaya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Jika M Hartono ditembak mati oleh petugas Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Noval masih beruntung dan hanya ditangkap saja.
Dihadapan polisi, Noval mengaku takut pada M Hartono (32) warga Balongsari Madya 7A/20 Surabaya.
Dia berdalih bahwa baru sekali ini mengikuti perintah M Hartono, begal sadis Surabaya yang membacok korbannya hingga mengalami luka parah, Rabu (4/12/2019) dini hari, untuk menemaninya beraksi.
• Penampakan Mengerikan, Hasil Jepretan NASA Dampak Tambang Freeport Tampak Lubang Besar yang Menganga
• Penghuni Kost Mendadak Ganti Gembok Pintu Kamar, Terungkap Hal Mengejutkan yang Disembunyikannya
• Anda Sering Mimpi Soal Kematian, Inilah 6 Makna dan Arti Mimpi Meninggal Dunia yang Perlu Diketahui
"Saya takut Pak, kalau tidak ikut saya diancam akan dibacok.
Saya juga pas kebetulan butuh uang. Jadi saya ikuti saja daripada saya kenapa-kenapa," aku Noval saat ditanya oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, di depan kamar mayat RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jumat (6/12/2019).
Menurut Noval, M Hartono si begas sadis Surabaya memang dikenal sadis dan berani.
Bukan hanya pada korbannya, bahkan kepada teman sendiri kerap berulah.
"Dia memang dikenal berani dan sadis. Kadang sama teman sendiri suka berantem," tambahnya.
Noval juga mengaku tak tahu kemana motor korban itu dijual.
Sales kartu kredit sebuah bank itu hanya menerima uang Rp 1.200.000 dari hasil kejahatannya bersama M Hartono.
"Sumpah saya tidak tahu dijual kemana, setahu saya cuma dibawa ke Madura langsung.
Saya dapat jatah 1,2 juta. Itu untuk kebutuhan popok dan susu anak saya yang masih dua bulan. Kerjaan lagi lesu," akunya.
Nasib Noval memang masih beruntung dari temannya M Hartono yang ditembus peluru dadanya karena melawan petugas menggunakan senjata tajam saat ditangkap.
Timah panas petugas hanya menyasar kaki kiri Noval yang juga sempat berusaha lari saat ditangkap.