Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Jalan penghubung Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep di Kecamatan Pakong ditutup, Rabu (10/6/2020).
Penutupan akses jalan penghubung Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep itu dilakukan warga dengan menanam pohon pisang di tengah jalan.
Warga juga membakar ban hingga membuat kobaran asap hitam pekat menyebar di sekitar lokasi.
• 27 Daerah di Jawa Timur Tinggalkan Status Zona Merah Virus Corona, Sisakan 11 Daerah Berisiko Tinggi
• Jumlah Penerima Bantuan Sosial di Sampang Ditambah, Banyak Warga Tak Mampu yang Belum Tercover
• Jalan Rusak & Berlubang Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pakong Pamekasan Blokade Jalan sebagai Protes
Aksi blokade jalan itu dilakukan warga sebagai aksi protes kepada Pemkab Pamekasan.
Warga geram lantaran jalan tersebut sudah rusak dan berlubang, tetapi belum juga diperbaiki Pemkab Pamekasan.
Tokoh masyarakat setempat, Kadarisman mengatakan, sejumlah masyarakat Kecamatan Pakong yang melakukan aksi tutup jalan ini berasal dari empat desa.
Ia menjelaskan, jalan raya yang ditutup ini merupakan perbatasan Jalan Raya Guluk-Guluk atau jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Pamekasan dan Sumenep.
Kata dia, warga setempat merasa kecewa terhadap pemerintah sebab tak kunjung memperbaiki jalan raya yang sudah rusak berlubang puluhan tahun itu.
• Berstatus PDP, Ibu Hamil ini Menolak Dirawat di RS, Meninggal saat Melahirkan di Dukun Beranak
"Kami menutup dengan membakar ban dan menanam pohon pisang di tengah jalan raya," kata Kadarisman kepada sejumlah media.
Kadarisman mengungkapkan, penutupan jalan raya ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat setempat karena jalan yang sudah tampak berlubang puluhan itu tak kunjung diperbaiki oleh Pemkab setempat.
Padalah, kata dia, di area sepanjang jalan tersebut sering terjadi kecelakaan kendaraan.
"Masyarakat yang nutup jalan ini dari Desa Somalang, Desa Bajang, Desa Banban dan Desa Cenlecen," ujarnya.
Kadarisman juga memperkirakan, jalan rusak yang berlubang di jalan raya itu sekitar sepanjang 1 kilometer.
Sebelumnya, kata dia, warga setempat sempat memiliki inisiatif sendiri untuk memperbaiki jalan raya yang rusak itu, dengan cara menutupi jalan yang berlubang tersebut dengan tanah liat.
• Mahasiswa Gelar Aksi Protes di Mapolres Sampang, Minta Polisi Perketat Kegiatan Warga saat Pandemi
"Waktu itu warga bergotong-royong," ungkapnya.
Selain itu juga, kata Kadarisman, warga setempat juga sudah melakukan mediasi dan musyawarah dengan pihak terkait untuk meminta agar segera melakukan perbaikan terhadap jalan raya yang sudah tambang berlubang itu.
Namun, sampai saat ini, belum ada kejelasan dari pihak yang bersangkutan.
Hal lain disampaikan oleh Fauzan, warga setempat.
Ia menyatakan, bahwa warga setempat akan menutup akses jalan raya itu sampai ada tindakan serius dari Pemkab Pamekasan.
Apabila Pemkab Pamekasan tetap tidak bertindak, maka pihaknya mengecam akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak.
Hal berbeda pula disampaikan oleh Wasik, pengendara yang biasa melintas di jalan raya tersebut.
Ia berharap, kepada Pemkab Pamekasan agar secepatnya dilakukan perbaikan, agar akses jalan raya utama masyarakat setempat ini bisa kembali normal.
• Cerita Pemilik Warung Kecil Dekat RSUD Pamekasan, Mulai Ditinggal Pembeli Sejak Pandemi Virus Corona