Namun resikonya, akan membahayakan organ tubuhnya, yaitu kandung kemihnya bisa rusak.
"Jadi, cara satu-satunya anak saya harus di kemo, dan itupun kesehatannya harus fit dan kuat," urainya.
"Saya tidak tahu lagi harus bagaimana, saya sangat tidak tega melihat putra saya harus merintih setiap hari karena menahan rasa sakit," sedihnya.
Kali ini Fitriyah mengaku kebingungan perihal biaya untuk pengobatan putranya tersebut.
Sebab, suaminya yang berprofesi sebagai sukwan di salah satu sekolah dasar itu juga sudah tidak bekerja lagi disebabkan libur panjang akibat wabah Covid-19.
"Akhir-akhir ini saya mulai bingung, anak saya ini kan butuh vitamin, butuh susu, dan popok, sementara kami sudah tidak kerja, apalagi ada pandemi Covid-19," kata dia.
"Sehingga kami hanya bisa berharap ada keajaiban buat anak saya, semoga masih bisa sembuh dan sehat kembali," harapnya.