Berita Pamekasan

Bukit Sekaran Pamekasan Jadi Andalan Wisatawan Saat New Normal, Pengelola Diminta Membuat SOP

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung saat berfoto di puncak ketinggian Bukit Sekaran, Desa Palalang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sejumlah tempat wisata di Pamekasan mulai banyak didatangi oleh wisatawan.

Hal tersebut tak lepas dari status new normal di tengah pandemi.

Ternyata wisata alam yang menjadi primadona para wisatawan di Pulau Madura khususnya di Pamekasan.

Lokasi sejumlah wisata alam yang ada di Pamekasan, semuanya terletak di wilayah Pantura.

Meliputi wilayah Kecamatan Pegantenan, Pakong dan Waru.

Katalog Promo Indomaret 19 - 21 Juli 2020, Ada Promo Super Hemat Deterjen, Minyak Goreng dan Beras

Terbaru, Harga iPhone di Pertengahan Bulan Juli 2020, iPhone 12 Pro Max 5G Dijual Rp 15,7 Jutaan

Risma Keliling Kawasan Rumah Mewah Naik Motor Sambil Teriak Imbau Warga Disiplin Protokol Kesehatan

Baru-baru ini, salah satu destinasi wisata alam yang terdapat di Kecamatan Pakong yang sedang viral dan banyak digandrungi oleh sejumlah kaula muda yakni di Bukit Sekaran, Desa Palalang.

Namun, bukit tersebut diklaim sangat membahayakan bagi pengunjung yang ingin memanjat bukit, sebab tidak memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan pemanjat.

Ketua umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pamekasan, Wahyudi mengatakan, berbagai pilihan objek wisata alam di Pamekasan seharusnya memenuhi standard keselamatan tertentu. 

Baik, dalam hal pemenuhan peralatan ketinggian, maupun pendamping atau guide yang mempuni di kegiatan outdoor. 

Karena, kata dia, ada sejumlah objek wisata alam di Pamekasan yang memiliki ketinggian dan berkuntur ekstrem serta bertebing, sehingga sangat riskan dan rawan apabila ada pengunjung yang memanjat tanpa pendampingan.

Terutama bagi orang awam tanpa peralatan dan tanpa kemampuan khusus.

"Memang beberapa bulan ini makin banyak warga Pamekasan yang menggandrungi wisata alam yang sedikit ekstrem. Ada yang sekedar suka berswafoto, ada juga yang suka nuansa tantangan," kata Wahyudi kepada TribunMadura.com, Senin (20/7/2020).

"Ini, seharusnya menjadi perhatian semua pihak. Khususnya terkait alat pengaman dan prosedur keselamatan ketinggian," peringatnya.

Ia juga mengungkapkan, pasca adaptasi kebiasaan baru atau new normal nanti, ia meyakini akan terjadi lonjakan pengunjung ke tempat wisata alam yang memang viral dan tergolong hemat itu. 

Maklum saja, karena beberapa bulan ini, kata dia banyak tempat wisata di Pamekasan ditutup untuk menghindari penyebaran wabah Covid-19 sesuai anjuran pemerintah.

"Akan terjadinya lonjakan pengunjung ini, wajib diperhatikan semua pihak terutama pengelola agar tidak lengah dan waspada sejak dini soal keselamatan pengunjung," sarannya.

Update Harga HP Oppo di Pertengahan Juli 2020, Oppo A5s, Oppo A92, hingga Oppo Find X2 Pro

Simpan Sabu-sabu, 2 PNS di Lingkungan Pemkab Tulungagung Ditangkap Satreskoba

"Terutama, spot di ketinggian yang seharusnya tersedia pengaman dan guide khusus untuk kegiatan alam bebas di ketinggian atau pemanjatan", imbuh pria yang juga aktif di FRPB Pamekasan ini.

Hal senada disampaikan Nur Maulidi, Pegiat Outbond Madura.

Ia berharap kepada Pemkab Pamekasan dan para pengelola wisata alam untuk menyediakan sejumlah fasilitas keamanan demi kenyamanan serta keselamatan pengunjung saat berwisata di ketinggian.

Hal itu, kata dia merupakan kewajiban pengelola wisata untuk menerapkan standar pelayanan wana wisata yang beresiko dan menyuguhkan spot ketinggian tertentu.

"Tim tebing alam FPTI Pamekasan akan ke Bukit Sekaran, Desa Palalang, Kecamatan Pakong untuk giat survey dan inventarisasi tebing," tutup Wahyudi.

Berita Terkini