Ayah Mohammad Farhan, Yayak mengaku, saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan belajar putranya di rumah.
• Hari Pertama Operasi Patuh Semeru, Polres Pamekasan Sosialisasi dan Bagikan Masker ke Pengendara
• Link Nonton Streaming Drakor Its Okay to Not Be Okay Sub Indo, Bisa Juga Download Episode 1 - 10
Sejak pandemi Covid-19, ia menjadi pengangguran.
Sebelumnya, ia bekerja sebagai petugas di salah satu klinik persalinan di Kabupaten Sampang.
"Tempat tinggal pun bertahun-tahun masih ngontrak," ucapnya.
Sementara itu, Ibu Mohammad Farhan, Uwey bekerja sebagai penjual nasi di pasar.
Meski hidup dalam keterbatasan, Yayak dan Uwey selalu mendorong sang anak untuk terus bersemangat dalam belajar.
Kata Uwey, putranya selalu mengumpulkan uang jajannya yang selalu ia berikan setiap harinya sebesar Rp 2000 untuk membayar sewa wifi.
• Hilal Penentuan Dzulhijjah 1441 H Terlihat di Tuban, Hari Raya Idul Adha Jatuh pada 31 Juli 2020
• Cara Membuat Korean Garlic Cheese Bread dan Resepnya, Roti Kekinian yang Viral asal Korea Selatan
"Untuk belajarnya berkelompok dengan teman-temannya di sini, biasanya per anak membayar dua ribu dengan estimasi waktu selama enam jam," tuturnya.
Ia berharap, agar pandemi covid-19 lekas berlalu agar aktifitas pembelajaran kembali normal seperti sedia kala.
Terpisah, pemilik wifi Suwarno (55) mengatakan, setiap harinya sejumlah anak berseragam SD maupun SMP menyewa wifinya untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Namun, ia mengaku memberikan keringanan terhadap mereka dengan cara tidak menarik uang sewa wifi jika melebihi durasi.
"Biasanya anak-anak berkumpul di teras rumah dan kalau mereka lebih dari enam jam saya tidak menarik uang lebihnya," pungkasnya.
• Warga Pademawu Terdampak Covid-19 Dapat Bantuan Sembako dan Obat Herbal dari Kapolres Pamekasan