Virus Corona di Surabaya

36 Pelajar SMP di Surabaya Terpapar Covid-19, Komnas Perlindungan Anak: Ada Sekolah Tak Taat Prokes

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi protokol kesehatan

"Nah untuk guru juga ada SOP tambahan. Ada guru yang senang berjalan harus ada batasan karena sifat Covid itu kan menyebar dari buliran udara harus deperhitungkan juga," terangnya.

Dalam permasalahan ini, Saiful juga menyoroti adanya paket internet untuk belajar di rumah. Diterangkannya setiap orang mempunyai taraf ekonomi yang berbeda-beda. 

Pemerintah memang telah mengalokasikan kuota internat gratis, tapi ada sebagian masyarakat yang serba kekurangan sehingga belajar di warkop mengandalkan wifi gratis menjadi solusi.

"Selama ini orang tua yang kesulitan data wifi, sehingga mereka anak-anak lari ke warkop, tanpa disadari warkop bisa menjadi kluster, yang kedua menjadi pembelajaran tanpa mereka belajar, misal untuk anak-anak tidak boleh merokok, tapi melihat sekitar merokok, mereka anak meniru, ini delematis," ujarnya.

Selain menyurati Walikota Surabaya Tri Rismaharini, LPA Komnas Pelindungan Anak, Surabaya juga melakukan tembusan kepada Dinas Kesehatan termasuk Dinas Pendidikan. 

Yang utama terkait sekolah tatap muka, LPA juga mendesak pemerintah untuk melibatkan konsultan kesehatan sebagai upaya pendampingan.

"Perlu adanya pendampingan, salah satunya peran dokter anak sebagai lembaga konsultasi, selama ini pemerintah belum melibatkan tim medis, seyogjanyalah mereka juga dilibatkan," pungkasnya.

Berita Terkini