Reporter: Ani Susanti l Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM - Benarkah pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir 10 tahun lagi?
Pertanyaan itu mencuat setelah muncul laporan Bloomberg tentang prediksi berakhirnya Covid-19 di Indonesia.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko membalas pernyataan Bloomberg itu.
Sementara Kemenkes juga ikut angkat bicara.
Seperti kita tahu, Indonesia dan sejumlah negara lainnya di dunia tengah bertempur mengakhiri pandemi virus corona penyebab Covid-19.
Disebutkan Bloomberg (5/2/2021), salah satu jalan yang ditempuh untuk mengakhiri pandemi adalah dengan melakukan vaksinasi massal agar bisa kembali ke kehidupan normal.
Namun, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang sudah dijalankan mulai pertengahan Januari 2021 lalu dirasa belum maksimal.
Berdasarkan hitungan Bloomberg, proses vaksinasi di Indonesia masih kalah cepat dengan beberapa negara-negara lainya.
• 7 Shio Ini Diprediksi akan Dihantam Badai Rezeki Melimpah Senin 8 Februari 2021, Cek! Kamu Termasuk?
Bloomberg memprediksi, dengan tingkat vaksinasi saat ini, Indonesia baru bisa menjangkau 75 persen vaksinasi populasi dengan dua dosis vaksin dan mengakhiri pandemi sekitar 10 tahun lagi.
Indonesia tidak sendiri, dengan analisis yang serupa, India dan Rusia juga memiliki waktu estimasi sama, yakni menunggu hingga satu dekade lamanya.
Prediksi itu diambil setelah Bloomberg membangun basis data suntikan vaksinasi Covid-19 terbesar yang diberikan di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis diberikan di seluruh dunia.
Kemenkes: 12 Bulan
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak akan memakan waktu hingga 10 tahun.
Nadia menyebut, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak akan lebih dari dari dua tahun.
"Bahkan kita akan selesai (vaksinasi) dalam waktu 12 bulan. Seluruh masyarakat tervaksinasi," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com ( grup TribunMadura.com ), Minggu (7/2/2021).
Selain menyebut vaksinasi ditargetkan bisa selesai dalam 12 bulan, Nadia juga membagikan road map pelaksanaan vaksinasi dari Kemenkes RI yang ditarget selesai pada Maret 2022.
Dia menuturkan, target sasaran yang akan divaksin adalah berjumlah 181,5 juta jiwa.
Saat ini, lanjut dia, kecepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia berkisar 60.000 hingga 80.000 dalam satu hari. "60-80 ribu orang divaksin dalam satu hari dan terus ditingkatkan," jelas Nadia.
Lebih lanjut, dia mengaku tak mempermasalahkan adanya prediksi soal kapan berakhirnya pandemi di Indonesia dilihat dari kecepatan vaksinasi saat ini.
Sebab menurut dia pemerintah melalui Kementerian kesehatan RI juga memiliki strategi percepatan vaksinasi tersendiri.
"Orang kan boleh buat asumsi yang linier, kita juga punya strategi percepatan," papar Nadia.
• Asmara Terlarang Letkol TNI & Istri Bawahan Tercium Istri, Kotak di Lemari Kuak Semua, Ruang Kerja
Kata Moeldoko
Sementara itu, menurut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, laporan Bloomberg yang mencatat Indonesia baru bisa normal 10 tahun ke depan itu berlebihan.
"Suruh belajar sini dululah Bloomberg itu," kata Moeldoko dalam Webinar Jurnalisme Berkualitas' untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2021, Minggu (7/2/2021).
Moeldoko masih ingat bagaimana Presiden Jokowi ingin penanganan pandemi Covid-19 selesai dalam waktu 1,5 tahun.
"Kemarin dalam sidang kabinet sudah dipikirkan bagaimana keinginan Pak Jokowi untuk secepatnya setahun setengah," kata Moeldoko, dikutip TribunMadura.com dari Tribunnews.
Dia menyebut, bahkan penanganan akan lebih cepat lagi dilakukan jika produksi vaksin Indonesia segera selesai.
Terlebih, ditambahkan dirinya, soal adanya rencana vaksin dalam negeri yang juga akan diproduksi.
"Kalau vaksin merah putih sudah berproduksi tahun 2022 itu lebih cepat lagi," pungkasnya.
• Enam Amalan Sunnah Pagi Hari yang Membuat Kebanjiran Rezeki, Ada Zikir, Beramal dan Membaca Alquran
Pandangan Epidemolog
Sementara itu, epidemolog Griffith University Dicky Budiman menyatakan, vaksin bukan lah sebuah solusi tunggal untuk menyelesaikan pandemi.
Sehingga, jangan berpuas diri dulu jika suatu negara atau wilayah sudah melakukan vaksinasi dan mencapai cakupan untuk herd immunity.
"Ada satu hal yang harus jadi perhatian semua adalah situasi terkendali sekali pun bisa berbalik ketika strain baru itu muncul. Bisa mereset situasi kembali ke kondisi yang sebelumnya," ujar Dicky saat dihubungi Minggu (7/2/2021).
Oleh karena itu, dia mengingatkan akan pentingnya tetap menerapkan strategi testing, tracing, dan treatment serta mematuhi protokol-protokol kesehatan lainnya.
Mengenai Indonesia yang disebut baru bisa mengakhiri pandemi sekitar 10 tahun lagi jika dilihat dari tingkat vaksinasi saat ini, Dicky kembali menyebut bahwa vaksinasi bukan satu-satunya jalan .
"Jadi vaksinasi tidak bisa jadi satu ukuran bahwa pandemi akan berakhir. Artinya vaksinasi selesai bukan berarti pandemi berakhir," tegas Dicky.
"Hitungan Bloomberg dikatakan 10 tahun, ya itu dalam operasionalisasi dari suatu vaksinasi karena terkait dengan masalah suplai, persediaan yang tentunya akan menjadi tantangan besar selain tantangan distribusinya juga," jelas Dicky.
• Keuntungannya Sangat Besar, Petani di Kabupaten Sampang Madura Mulai Beralih Tanam Bawang Merah
(TribunMadura.com/Ani Susanti - Kompas.com/Dandy Bayu - Tribunnews/Bramasta Reza Deni)