Mengutip Asia-City, Rabu (10/2/2021), ada berbagai mitos dalam sejarah kelahiran kue keranjang.
Satu di antaranya tentang ada seekor raksasa yang bernama Nian dan tinggal di sebuah gua di gunung.
Raksasa itu hanya akan keluar dari gua ketika lapar.
Ia akan memakan semua persediaan makanan penduduk desa.
Banyak masyarakat desa takut dengan Nian selama puluhan tahun.
Sampai akhirnya, ada seorang warga desa bernama Gao yang memiliki ide untuk membuat beberapa kue sederhana.
Kue tersebut terbuat dari tepung ketan dan gula yang dicampur.
• Kota Malang Terapkan PPKM Mikro saat Libur Imlek, Masyarakat Diimbau Tidak Bepergian selama Liburan
• Penumpang Kereta Api Jarak Jauh Wajib Bawa Surat Keterangan Bebas Covid-19 saat Libur Imlek
Kemudian, kue itu diletakkan di depan pintu untuk diberikan kepada Nian.
Ketika Nian berburu makanan, ia melihat kue keranjang di setiap rumah dan memakannya hingga kenyang.
Nian pun kembali ke gua meninggal desa.
Sejak saat itu, penduduk desa membuat kue keranjang setiap musim dingin untuk mencegah Nian makan manusia.
Selain raksasa nian, ada juga mitos soal Dewa Dapur yang mengawasi setiap rumah.
Setiap tahun, ia akan melapor kepada Kaisar Langit soal apakah keluarga itu melakukan hal baik atau buruk.
Nah, salah satu cara untuk membungkam Dewa Dapur adalah dengan mengisi mulutnya dengan kue beras ketan.
Dengan begitu, ia tidak bisa menjelek-jelekkan si pemilik rumah.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Imlek 2021: Intip Sejarah dan Makna Kue Keranjang, Sajian Lambang Kemakmuran