Hal inilah yang membuat Nabi Musa menjadi kurang sempurna dalam mengucapkan kata-kata.
Kekurangan ini menjadi kekhawatiran tersendiri di dalam hati Nabi Musa.
Beliau takut jika perkataannya tidak mudah dimengerti oleh orang-orang yang akan diajaknya.
Beliau khawatir bahwa nantinya tidak bisa melaksanakan amanah dengan baik karena kekurangannya ini.
Itulah sebabnya mengapa hal ini menjadi salah satu permintaan dalam doa nabi Musa.
Selain doa Nabi Musa, juga ada doa Nabi Yusuf yang diyakini dapat melembutkan hati orang yang kita ajak komunikasi.
Berikut Doa Nabi Yusuf AS agar dilembutkan hati orang yang akan diajak berbicara:
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ
iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”