Berita Sumenep

Demo Listrik Kepulauan Kangean Ricuh, Satu Mahasiswa Tak Sadarkan Diri di Depan Gedung DPRD Sumenep

Penulis: Ali Hafidz Syahbana
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang mahasiswa tak sadarkan diri saat demo di depan gedung DPRD Sumenep, Selasa (16/3/2021).

Reporter : Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Kericuhan mewarnai aksi protes mahasiswa soal listrik kepulauan Kabupaten Sumenep di depan gedung DPRD Sumenep, Selasa (16/3/2021).

Satu orang mahasiswa sempat tak sadarkan diri diduga disebabkan adu jotos dengan pihak polisi dalam unjuk rasa itu.

Sebelumnya, massa mengatasnamakan Forum Mahasiswa Kangayan (Formaka) Sumenep melakukan protes keras soal tidak meratanya aliran listrik di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.

Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Malang Selatan, Harga Tanah di 4 Kecamatan Kabupaten Malang Diprediksi Naik

Baca juga: Pilkades Serentak 2021 di Sampang Dikabarkan Ditunda hingga 2025, Begini Kata Sekda Yuliadi Setiawan

Massa menuntut janji Pemkab Sumenep yang akan mengaliri listrik di Pulau Kangean sejak kepemimpinan Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim namun belum terealisasi.

Koordinato aksi, Rahman mengaku, sempat ditemui oleh anggota DPRD Sumenep dan ketika massa belum selesai menyampaikan aspirasi soal listrik ditinggalkan begitu saja.

"Atas nama warga pulau Kangean kami kecewa pada wakil rakyat DPRD ini dan pihak PLN ini. Belum selesai menyampaikan aspirasi kami persoalan yang terjadi di pulau Kangayan," kata Rahman.

Sejah tahun 2018 lalu katanya, memang sudah ada penancapan tiang listrik. Bahkan katanya, warga sudah membayar terlebih dulu biaya listrik sebesar Rp 4 - 6 juta rupiah.

"Tapi sampai sekarang warga masih bertanya, kapan listrik bisa hidup dan merata," katanya.

Baca juga: Skatepark dan Lapangan Basket Bakal Dibangun di Bawah Jembatan Fly Over Kedungkandang Kota Malang

Ada tiga desa di Kangayan selatan tidak hidup aliran listrik katanya, diantaranya Desa Batuputih, Tembayangan dan Cangkerman yang semua itu katanya sudah membayar biayanya.

Ditanya soal ricuh dengan kepolisian, pihaknya mengaku sebenarnya tidak ada niatan aksi anarkis dalam menyampaikan aspirasinya.

"Kita tidak ada anarkis, kita aksi damai, dan hanya ingin menyampaikan aspirasi persoalan di kepulauan Kangean. Tapi dengan adanya aparat polisi, sudah terjadi pengkroyokan dari polisi dan temen ada yang jatuh hingga sekarang belum sadar karena dikeroyok," ungkapnya.

Dikonfirmasi Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas mengatakan jika salah satu massa aksi yang jatuh saat suasana memanas itu jatuh sendiri.

"Itu kan karena jatuh sendiri saat naik pagar," kata AKP Widiarti Sutioningtyas pada TribunMadura.com.

Pihak polisi mengaku juga memiliki beberapa bukti dalam kejadian gesekan massa di depan gedung DPRD Sumenep di Jalan Raya Trunujoyo tersebut.

Mantan Kapolsek Kota Sumenep ini juga mengakui jika dalam situasi demo memang memanas antara polisi dengan massa mahasiswa.

"Ada 109 personel polisi dalam pengamanan itu," katanya.

Berita Terkini