Berita Pamekasan

Datangi Mapolres, Aliansi Jurnalis Pamekasan Tanyakan soal Laporan Kasus Kekerasan Terhadap Wartawan

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah wartawan yang tergabung dalam organisasi AJP saat melakukan audiensi dengan Satreskrim Polres Pamekasan, Senin (22/3/2021).

Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) mendatangi Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (22/3/2021).

Kedatangan mereka ini untuk mempertanyakan kasus kekerasan yang menimpa reporter TV Indosiar, Fathor Rusi saat melakukan peliputan aksi demonstrasi pembakaran Kedai Bukit Bintang, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, pada Senin (5/10/2020) lalu.

Ketua AJP, Miftahul Arifin mengatakan, kedatangan organisasinya ke Polres Pamekasan ingin memberikan dukungan ke pihak kepolisian yang terkesan lamban dalam mengungkap kasus tersebut.

Baca juga: Kongres PMII dan HMI Molor, Keponakan Mahfud MD: Biasalah, Mahasiswa dengan Segala Dinamikanya

Baca juga: Badan Narkotika Nasional Kota Kediri Ungkap Komplotan Pengedar Sabu, Satu Pelaku Lain Ditetapkan DPO

Baca juga: Maling Motor di Sumenep Bawa Honda Scoopy, 1 Pelaku Dikejar Korban dan Gagal Kabur, Ini Kronologinya

Padahal, kata dia, kasus itu sudah dilaporkan enam bulan yang lalu atau malam hari setelah aksi demo tersebut berlangsung.

"Kedatangan kami kesini untuk mengetahui sejauh mana penanganan kasus ini. Karena sampai enam bulan, kami tidak mendapatkan informasi perkembangannya," kata Miftahul Arifin kepada sejumlah media.

Menurut dia, Polisi telah mendapatkan fasilitas berupa alat canggih dari negara untuk mengungkap sebuah kasus. 

Analisa dia, tidak ada kasus berat apabila kepolisian serius mengungkap kasus, termasuk kasus yang menimpa jurnalis di lapangan.

"Karena berdasarkan informasi yang disampaikan pelapor, Polisi katanya kesulitan untuk mengungkap identitas pelaku. Padahal, menurut hemat kami, Polisi sudah mempunyai alat canggih dalam mengungkap kasus itu," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Cak Ipin ini menduga, mandeknya kasus ini akan menjadi preseden buruk bagi institusi kepolisian sebagai mitra wartawan di lapangan. 

Penilaian dia, Polisi sebagai mitra wartawan seharusnya ada timbal balik yang positif.

Ia mengaku telah menyertakan foto dan video dalam proses laporan untuk mempermudah kerja kepolisian. 

Namun, sampai sekarang belum ada perkembangan yang signifikan.

"Kami berharap ada ketegasan dari Polres untuk mengungkap kasus ini. Biar kami ini tidak menunggu hal-hal yang tidak pasti, masa enam bulan tidak ada perkembangan signifikan," tegasnya.

Sedangkan salah satu Pengurus AJP, Moh. Ali Muhsin mempertanyakan siapa saja yang telah dimintai keterangan dalam kasus yang menimpa Fathur Rusi wartawan TV Indosiar tersebut. 

Jurnalis yang sempat dimintai keterangan pada insiden tersebut juga mengungkapkan, seharusnya bukan hanya saksi dari pelapor yang dimintai keterangan, melainkan beberapa pihak terkait juga harus dimintai keterangan. 

"Kalau memang kesulitan dalam mengungkap identitas pelaku, paling tidak penyidik meminta keterangan dari korlap aksi. Apakah itu sudah dilakukan?" tanya Muhsin.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pamekasan, AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan akan menindak lanjuti kasus tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. 

Sebab, sejauh ini kendala dalam mengungkap identitas pelaku lantaran yang diduga pelaku menggunakan masker saat melakukan aksinya.

"Kami masih melakukan penyelidikan, mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus ini bisa terungkap," katanya.

Adhi langsung memerintahkan anggotanya untuk membuat data tambahan dalam berita acara pemeriksaan (BAP), termasuk nama korlap aksi di Kedai Bukit Bintang Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan tersebut.

"Ya, kami belum memanggil korlap aksi. Ini akan menjadi aspirasi kepada kami untuk mengungkap kasus tersebut," tandasnya.

Informasi tambahan, salah satu wartawan TV nasional menjadi korban kebringasan massa aksi saat meliput pembakaran fasilitas Kedai Bukit Bintang di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (5/10/2020) lalu.

Korban tersebut bernama Fathor Rusi wartawan TV Indosiar dan SCTV yang bertugas untuk wilayah Madura. 

Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Ketua Aliansi Wartawan Pamekasan (AJP).

Saat demo itu, korban hendak mengambil gambar pembakaran dua fasilitas berupa gazebo beratap ilalang yang dibakar massa. 

Korban berupaya mengambil video dengan mencari posisi yang pas agar tulisan Bukit Bintang sebagai backround gambar terlihat.

Tiba-tiba, ada seorang peserta aksi berambut gondrong hendak merampas kamera yang dipegangnya dengan memegang pergelangan tangan Fathor Rusi secara kuat  dan meminta agar tidak mengambil video.

Meskipun diberitahu jika korban adalah wartawan, tetapi oleh oknum yang diduga melakukan kekerasan itu tidak diindahkan.

Simak berita lainnya terkait Madura

Simak berita lainnya terkait kasus kekerasan

Simak berita lainnya terkait Pamekasan

Berita Terkini