Ramadan 2021

Makin Hemat di Bulan Ramadan 2021, Buat Prioritas Pengelolaan Uang, Jangan Utang yang Tak Penting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Professional Financial Planner Lolita Setyawati dalam acara konferensi pers virtual OVO #RaihIkhlas di Ramadan.

Reporter: Luthfi Husnika | Editor: Aqwamit Torik

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Bulan Ramadan 2021 tiba, namun dibarengi dengan naiknya berbagai harga kebutuhan.

Apalagi di tengah pandemi, memaksa banyak orang untuk lebih berhemat.

Sebab, dampak pandemi tersebut, terjadi perubahan kondisi keuangan.

Untuk itu, mengatur keuangan yang tepat akan sangat berguna supaya kebutuhan sehari-hari bisa tercukupi hingga lebaran tiba.

Professional Financial Planner Lolita Setyawati mengungkapkan, beberapa survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan, terutama saat pandemi melanda. 

Baca juga: Ngakunya Puasa, Pasangan Bukan Suami Istri Berzina di Kamar Kos, Akui Sudah Lakukan Berulang Kali

Baca juga: Cek Harga dan Spesifikasi iPhone pada April 2021, Mulai iPhone 8, iPhone 11 Hingga iPhone 12

Baca juga: Uang Pecahan Rp 75 ribu Bisa Dipakai Transaksi, Bank Indonesia Sebut Bisa Dipakai THR Karyawan

"Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, antara lain tidak membuat perencanaan anggaran, sehingga uang akan cepat habis.

Padahal, Ramadan baru berjalan beberapa hari," ungkap Lolita Setyawati dalam konferensi pers virtual OVO #RaihIkhlas di Ramadan. 

Menurutnya, tidak mencatat seluruh pengeluaran hanya akan membuat seseorang membelanjakan uang yang dimiliki secara tidak tepat.

Perencanaan anggaran tersebut juga dilakukan untuk mengetahui skala prioritas kebutuhan mana yang harusnya dibeli terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda.

Selama bulan Ramadan ini, Lolita menganjurkan untuk membuat daftar prioritas sesuai kebutuhan.

"Bisa dibuat mulai dari kebutuhan primer atau yang paling penting sampai kebutuhan sekunder dan tersier. Daftar ini nanti gunanya sebagai patokan," jelas Lolita.

Ia juga menyarankan untuk menyiapkan dana ekstra sebagai dana darurat untuk kebutuhan tambahan yang tak terduga.

Meski sudah membuat skala prioritas, menurutnya kebutuhan darurat tidak bisa dihindari.

Terkait tips belanja yang tepat, di bulan Ramadan lebih baik belanja di awal.

"Bisa juga mulai dicicil sebelum Ramadan. Belanja kebutuhan harian. Ini akan lebih hemat dengan panduan daftar prioritas ketimbang belanja harian," ungkapnya.

Selain itu, menghindari sifat impulsif untuk membeli makanan berlebihan saat buka puasa dan sahur juga penting.

Ia mengatakan, banyak yang terlalu impulsif ketika memasuki bulan Ramadan, terutama saat membeli makanan berbuka atau sahur.

"Coba manfaatkan belanjaan yang sudah dibeli di awal tadi. Sesekali boleh beli makanan siap saji tapi jangan terlalu sering. Ini supaya kita tidak selalu ingin membeli banyak makanan saat buka maupun sahur," ia menjelaskan.

Menurutnya, tidak mencatat pengeluaran dan mudah tergoda keinginan adalah dua hal penyebab kacaunya keuangan.

"Ditambah lagi menggunakan sumber dana yang tidak sesuai peruntukkan misal dana darurat untuk belanja yang tidak penting atau bahkan berhutang demi gaya hidup Ramadan," paparnya.

Sementara saat Ramadan, lanjutnya, mempunyai beberapa kebutuhan tambahan ataupun pengeluaran khas Ramadan, seperti biaya mudik, zakat, memberikan THR pada yang bekerja, memberikan bingkisan baik keluarga maupun kerabat. 

"Banyak faktor yang membuat pengelolaan keuangan melenceng dan harus disiplin membagi antara pos penting, cukup penting dan tidak penting," pungkasnya.

Berita Terkini