Bahkan hewan-hewan ini tidak terpengaruh refocusing anggaran yang lazim banyak dilakukan untuk penanganan Covid-19.
Alasannya, semua koleksi ini adalah makhluk hidup yang perlu mendapat makan secara rutin.
“Kalau tidak dianggarkan koleksinya akan mati. Jadi tetap terpelihara, tidak terpengaruh refocusing,” tegas Sony.
Semua hewan koleksi ini mempunyai izin dari Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).
Rata-rata koleksi yang ada adalah hewan yang disita dari masyarakat dan gagal dilepasliarkan.
Atau binatang yang kondisinya sudah tua dan tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan.
“Secara rutin kami juga melapor ke BKSDA. Misalnya ada yang sakit atau yang mati,” ungkap Sony.
Untuk perawatan seluruh koleksi, Sony menggandeng Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Tulungagung.
Setiap bulan tim kesehatan dari Disnak Keswan memastikan kondisi kesehatan koleksi hewan yang ada.
Jika ada yang mati bangkainya harus dilakukan nekropsi (autopsi hewan) untuk memastikan penyebab kematiannya. (David Yohanes)