TRIBUNMADURA.COM - Peradaban Mesir kuno selalu menjadi pembahasan menarik bagi para ilmuwan.
Ilmuwan mengungkapkan ternyata kaisar Mesir kuno Firaun Tutankhamun bukan dibunuh.
Diketahui, sosok Firaun Tutankhamun adalah keluarga kerajaan terakhir yang memerintah pada akhir Dinasti ke-19 selama periode Kerajaan Baru Mesir (yang berlangsung dari pertengahan abad ke-16 SM hingga abad ke-11 SM).
Julukan "kaisar Mesir termuda" berasal dari fakta bahwa Tutankhamun mewarisi tahta pada usia 9 tahun.
Namun, kurang dari satu dekade kemudian, Tutankhamun meninggal secara misterius.
Baca juga: Isu Paul Pogba Enggan Perpanjang Kontrak Manchester United, Akibat Solskjaer? Simak yang Sebenarnya
Banyak warisan kaisar Mesir ini hancur.
Penyebab kematian Tutankhamun, kaisar Mesir termuda, menjadi salah satu misteri terbesar di dunia.
Banyak yang berspekulasi bahwa Tutankhamun dibunuh.
Namun, misteri kematian Tutankhamun mungkin telah dipecahkan berkat terobosan teknologi oleh para arkeolog berikut.
Melansir 24h.com.vn (6 November 2019), arkeolog Howard Carter menemukan makam Tutankhamun di Lembah Para Raja pada tahun 1922.
Setelah penemuan tersebut, seluruh dunia pun berfokus pada mumi kaisar Mesir termuda tersebut dan 5.000 artefak yang terkubur bersamanya.
Menurut Express, sinar-X pada tahun 1968 menunjukkan dua potong tulang di dalam tengkorak Firaun Tutankhamun, yang mengarah pada teori bahwa raja muda ini dibunuh dengan pukulan fatal di kepala.
Para peneliti telah dengan hati-hati mempertimbangkan hipotesis ini selama bertahun-tahun.
Kemudian, arkeolog Mesir terkenal Zahi Hawass dengan penelitiannya tampaknya telah mengakhiri semua teori tentang kematian Firaun Tutankhamun berkat teknologi pemindaian dan pengujian DNA baru.
"Kami melakukan tes DNA dan CT scan mumi Firaun Tutankhamun. Hasilnya menunjukkan bahwa kaisar muda ini tidak dibunuh seperti yang dihipotesiskan sebelumnya. Ini sangat penting.