TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung mengadu ke Bupati, terkait maraknya prostitusi online, Jumat (10/12/2021).
MUI mengaku mempunyai data bukti keberadaan pelaku yang beroperasi di wilayah Tulungagung.
Menurut Ketua MUI Tulungagung, KH Hadi Muhammad Mahfudz, pihaknya siap membuka data jika memang diperlukan.
"Ada dokumen, kalau diperlukan kami akan buka. Tapi jangan di sini," ucap Gus Hadi, panggilan akrabnya, selepas pertemuan dengan bupati di Pendopo Kabupaten.
Lanjut Gus Hadi, prostitusi online maupun prostitusi offline sama-sama perbuatan terlarang.
MUI berkepentingan untuk menyampaikan fenomena ini ke bupati.
Baca juga: Diduga Lepas dari Pengawasan Balita Menggemaskan di Tulungagung Tewas Mengapung di Kolam Ikan
Sebab jika terus dibiarkan tanpa tindakan, prostitusi online akan berdampak buruk bagi Tulungagung.
"Karena itu kami wadul bupati agar ada tindakan, supaya lebih baik ke depannya," tegas Gus Hadi.
Selain prostitusi online, ada pula prostitusi terselubung di indekos.
Menerima para pengurus MUI, Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengumpulkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
"MUI memberikan informasi tentang prostitusi online. Selain meresahkan, prostitusi online dianggap bisa mengancam stabilitas di Tulungagung," ucap Maryoto, selepas pertemuan.
Bupati menegaskan, akan menyikapi masukan dari MUI.
Meski diakui, selama ini pihak kepolisian sudah melakukan tindakan setiap ada unsur prostitusi.
Namun ke depan ada tindakan yang ditingkatkan, untuk mencegah prostitusi online.
"Makanya kami kumpulkan, ada Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan. Andai dulu sudah ada tindakan, maka ke depan akan ditingkatkan," ujar Maryoto.
Karena aktivitasnya ada di dunia maya, maka Diskominfo akan diminta mengawasi gerak para pelaku.
Jika ada indikasi, maka akan dikoordinasikan penindakannya.
"Kami sepakat yang disampaikan MUI, kami terima masukannya," pungkas Maryoto.