Berita Jawa Timur

Jawa Timur Hadapi Covid-19 Gelombang Ketiga, Khofifah Bongkar Strategi Antisipasi Lonjakan Kasus

Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan upaya preventif atas lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pemprov Jatim bersiap menghadapi Covid-19 gelombang ketiga di Jawa Timur.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengaku, ia bersama Forkopimda Jatim, jajaran Pemprov Jatim, Pemkab/pemko se-Jatim telah menyiapkan sejumlah jurus guna menangani dengan sigap gelombang ketiga Covid-19 di Jatim.

Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, langkah sigap tersebut dilakukan dengan melakukan upaya preventif atas lonjakan kasus yang biasa terjadi usai libur panjang.

"Seperti pola sebelumnya, bahwa akan terjadi lonjakan kasus pasca libur panjang," kata Khofifah Indar Parawansa, Jumat (4/2/2022).

"Kita sudah siapkan rencana (plan) sejak November lalu. Sehingga lonjakan kasus diharapkan bisa terantisipasi," sambung dia.

Adapun langkah antisipatif dan preventif tersebut disiapkan secara matang antara lain dengan melakukan optimalisasi Tracing, Testing dan Treatment (3T), penerapan 5M dan percepatan vaksinasi.

Baca juga: 98 Persen Pasien Covid-19 di Kota Malang Tak Bergejala, Herd Immunity Diklaim Telah Terbangun

"Alhamdulillah meski secara nasional kasus merangkak naik, situasi di Jatim meski mengalami kenaikan tetapi masih terkendali dan indikator penanganan pandemi masih sesuai standar WHO," jelas Khofifah.

Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim per tanggal 3 Februari 2022, Khofifah memaparkan, kapasitas testing di Jatim mencapai 4x standar WHO yakni 160-180 ribu tes PCR per minggunya.

Dengan testing yang memadai, prosentase positivity rate di Jatim tercatat 1,72 persen.

"Positivity rate tersebut masih sesuai dengan standar WHO yakni dibawah 5 persen. Sementara kita tahu saat ini positivity rate nasional adalah 8,95%," tuturnya

Lebih lanjut, persentase tracing dari kasus positif di Jatim pun masih dalam kondisi memadai yakni 15,64.

Hal tersebut masih sesuai standar yang ditetapkan Kemenkes yakni 15 orang per 1 kasus. Sedang jika dibandingkan dengan tracing ratio nasional saat ini berada di angka 8,92.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Bangkalan Merangkak Naik, Seorang Jurnalis Mendadak Sakit usai Wawancara Imigran

Hal yang sama juga terjadi dalam persentase Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yang masih dalam kategori aman, meski penambahan kasus juga terjadi.

Tercatat saat ini BOR Isolasi di Jatim masih berada dalam angka 4,31 persen per minggunya. Sedangkan BOR mingguan nasional sudah merangkak naik di angka 13,85 persen.

"Tentunya terkendalinya indikator epidemiologi ini berkat pengalaman sebelumnya dari Jatim dan kolaborasi yang baik dari seluruh elemen masyarakat," ungkapnya

Mantan menteri sosial RI ini juga mengungkapkan bahwa dalam upaya penanganan covid-19 dengan menggencarkan vaksinasi membuat capaian vaksinasi ketiga (booster) Jatim tertinggi secara nasional dengan total capaian vaksin mencapai 766.800 orang

"Kita akan bersama-sama dengan tiga pilar plus pemerintah daerah, TNI/POLRI, DPRD/Parpol, plus tokoh agama/Toga dan tokoh masyarakat/tomas, maupun pentahelix approach yang melibatkan pemerintah, kampus, media, sektor swasta dan masyarakat untuk terus menggenjot capaian vaksinasi," tutur dia.

"Utamanya di daerah yang vaksinnya belum mencapai standar. Strong partnership dan sinergitas akan menjadi kunci percepatan capaian vaksinasi ini," kata Khofifah.

Masih dalam data yang sama, capaian vaksinasi dosis pertama Jatim mencapai 87,60 persen atau setara dengan 27.878.421 dosis tersuntikan.

Sedangkan untuk capaian vaksinasi dosis kedua mencapai 64,56 persen atau setara dengan 20.545.928 dosis tersuntikan.

Baik capaian dosis pertama maupun dosis kedua menjadikan Jatim menempati posisi kedua tertinggi capaian vaksin nasional.

Sedangkan untuk capaian vaksinasi anak (6-11 tahun) telah tervaksin sebanyak 2.244.708 anak di 38 Kab/Ko se-Jatim.

"Mohon untuk kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya belum memenuhi target agar segera melakukan percepatan. Dan saya minta penerapan prokes dan 5M diperketat ditengah mobilitas yang sudah tinggi ini," pungkasnya.

Berita Terkini