Idul Fitri 2022

PWNU Jatim Sebut Sabtu Malam Jadi Malam Terakhir Salat Tarawih, Tanda Lebaran Tanggal 2 Mei 2022?

Penulis: Bobby Koloway
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rukyatul hilal penentuan 1 Ramadhan 2022 oleh Kemenag Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya, Jumat (1/4/2022)

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, mengungkap kemungkinan waktu Hari Raya Idul Fitri 2022.

Kemungkinan, Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1443 H bersamaan dengan Senin 2 Mei 2022.

Hal ini disampaikan KH Marzuki Mustamar saat memberangkatkan peserta mudik gratis yang diselenggarakan PWNU Jatim, Sabtu (30/4/2022).

Kepada pemudik, KH Marzuki Mustamar menyebut, ibadah salat tarawih terakhir pada Ramadan tahun ini digelar Sabtu (30/4/2022).

Dengan kata lain, Minggu menjadi waktu terakhir pelaksanaan puasa atau bukan Ramadan.

"Nanti malam malam ada Tarawih. InsyaAllah, nanti (shalat) Tarawih terakhir. Besok sudah tidak ada Tarawih," kata KH Marzuki Mustamar dalam sambutannya.

Sekalipun demikian, PWNU Jatim memastikan bahwa untuk mengetahui saat waktu memasuki Syawal, pihaknya tetap akan menggunakan rukyatul hilal atau pengamatan tehadap bulan.

Walaupun, ada sejumlah kriteria yang menyebut kemungkinan 1 Syawal bertepatan pada Senin (2/5/2022).

Ini terlihat dari potensi ketinggian hilal yang diprediksi telah di atas 3 derajat.

"Tampaknya kalau kita lihat, secara hitungan hisab sudah 3,6 derajat maka sangat mungkin (hilal) untuk bisa dilihat," ucap dia.

"Kalau saat penentuan Ramadhan kemarin, sulit dilihat, sebab masih di bawah 2,5 derajat," katanya.

Untuk diketahui, Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) telah menyampaikan kriteria baru penentuan hilal.

Hasil rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni ketinggian 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.

"Kalau Menteri memang 3 derajat. Kalau NU, tidak menentukan besaran derajatnya. Terpenting sudah bisa dilihat maka diamalkan sebagai keyakinan bahwa itu telah masuk Syawal," ucap dia.

Halaman
12

Berita Terkini