TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Gunung Semeru kembali erupsi, Rabu (9/11). Jutaan kubik lava keluar dari perut bumi. Material itu kini mengendap di kawasan lereng.
Catatan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), magma itu mengendap di jarak 4,5 kilometer dari Puncak Jonggring Saloko.
Tumpukan material di sekitar mulut kawah itu bisa memicu bahaya sekunder. Lava itu rawan menjadi gugur ke arah sungai aliran lahar jika terjadi kontak air hujan.
Patria Dwi Hastiadi Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengatakan, bahaya ini perlu diantisipasi. Guguran lava dapat menimbulkan banjir lahar dingin di sungai kawasan lereng.
"Ini yang bahaya arus banjir lahar itu sangat deras. Sering kali seismograf mendeteksi banjir hingga overscale," katanya.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Keluarkan Lava Sejauh 4.5 KM, Masih dalam Tahap Aman
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Gunung Semeru sebenarnya sudah berulang kali erupsi. Awal Desember 2021 merupakan erupsi yang terbesar. Bencana saat itu menelan banyak korban.
Status gunung ini sekarang menyandang siaga level III.
Dengan status ini, rekomendasi yang dikeluarkan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi adalah warga tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.
"Untuk mewaspadai guguran lava sebaiknya menjauhi aliran sungai lahar," pungkas Patria.