Imlek 2023

Inilah Makna dan Sejarah Lampion dalam Perayaan Imlek, Bentuk Syukur atas Kehidupan yang Damai

Editor: Ficca Ayu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi makna dan sejarah lampion Imlek. Bagi masyarakat Tiongkok, lampion memiliki cerita dan makna tersendiri. Lampion sudah ada sejak Dinasti Han (25-220 M).

Bagi masyarakat Tiongkok, lampion memiliki cerita dan makna tersendiri. Lampion sudah ada sejak Dinasti Han (25-220 M).

Orang-orang dari Dinasti Han Timur membuat rangka lampion dari kayu, bambu, atau jerami gandum.

Kemudian mereka meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya agar nyala api tidak tertiup angin.

Lampion digunakan untuk melapisi lampu atau untuk penerangan.

Baca juga: Ternyata Ini Arti Liong, Barongsai dan Ornamen Lampion saat Perayaan Imlek, Punya Makna Berbeda-beda

Selain itu, lampion juga digunakan untuk sembahyang ke tempat peribadatan setiap tanggal 15 di bulan pertama kalender lunar.

Inilah yang menjadi asal mula Festival Lampion yang diselenggarakan hingga sekarang.

Pada saat Dinasti Tang (618-907 M), lampion digunakan untuk keperluan yang lebih modern.

Lampion kertas mulai digunakan orang-orang untuk perayaan-perayaan yang sifatnya lebih luas.

Contohnya, sebagai bentuk syukur atas kehidupan yang damai.

Seiring berjalannya waktu, lampion diadopsi oleh para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka saat hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.

Hingga pada akhirnya, lampion mulai identik dengan perayaan tahun baru dalam penanggalan Tionghoa.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca artikel terkait Imlek 2023 lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini