Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Di tengah maraknya alat tangkap ikan modern seiring perkembangan tehnologi saat ini, tidak membuat H. Mursalim putus asa untuk melestarikan tradisi leluhurnya membuat bubu.
Alat tangkap ikan tradisional ini masih banyak digemari masyarakat, bahkan sejak sebelum H. Mursalim masih muda dulu sudah ada dan turun temurun dari pendahulunya.
Laki- laki yang sudah mempunya cucu ini ditemui TribunMadura.con di depan rumahnya pulau Gili Labak, tempat wisata bahari di Desa Kombang Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep Madura.
Alat tangkap ikan bubu katanya, tetap dipertahankan karena ramah lingkungan. Apalagi saat ini, Gili Labak jadi tempat wisatawan dan terkwnal bawah lautnya yang indah.
Baca juga: Lagu Ciptaan Bupati Sumenep Rindu Cinta Kasih Sayang Singgle ke-4 Aries Reborn Langsung Trending
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
"Bubu ini sudah sejak dari dulu orang tua saya, sampai sekarang kita disini tetap menggunakan bubu untuk menangkap ikan," kata H. Mursalim, Rabu (15/2/2023).
Untuk proses pembuatan bubu lanjutnya, butuh waktu dua sampai tiga hari dengan menggunakan bahan bambu saja. Selain itu juga menggunakan pisau dan tanpa tali sebagai pengikat.
Bambu yang dipesan di Desa Poteran (desa sebelah dan satu Kecamatan) dipotong dan diiris lalu dirajutnya setiap hari dengan keterampilan tangannya sendiri.
Bentuk bubu yang dia buatnya, dengan panjang sekitar kurang lebih 4 meter lebih dan lebar sekitar 2 meter.
Dari hasil pekerjan laut, ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan bahkan pada Tahun 2001 lalu bisa naik Haji ke tanah Suci Makkah.
Pemasanga bubu tersebut kata H. Mursalim, ditaruk di tengah laut dan bisa ditinggalkan.
"Kalau mengangkatnya bisa tiap hari, kadang pagi dan sore. Tidak menentu, tapi ditinggal di dalam laut," katanya.
Ikan yang didapat dari bubu tersebut, mulai dari ikan kerapu, memeran, dan banyak jenis ikan yang harganya lumayan mahal.
"Kalau untung hasil ikan yang didapat bisa sampai satu sampai dua juta, tapi tidak setiap hari. Kalau hari - hari biasa ya kadang duaratus ribu," tuturnya.
Meskipun saat banyak alat tangkap modern, dirinya tetap mempertahankan dengan cara itu menangkap ikan di sekutar lau Pualu Gili Labak Sumenep.
"Iya beginilah, kadang dapat dan kadang tidak. Kalau mujur ya jutaan," pungkasnya.