Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Cuaca buruk yang melanda tiga pekan terakhir di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep Madura, membuat distribusi bahan pokok jalur laut terputus.
Akibatnya bahan pokok di wilayah pulau terluar Sumenep ini mulai langka, beras dan elpiji sulit dibeli.
Iba, salah seorang warga Pulau Masalembu menuturkan kebutuhan pokok, seperti beras dan elpiji jadi komoditi paling sulit dibeli. Stok elpiji di toko dan agen bahkan telah kosong sejak dua hari lalu.
"Susah benar bahan pokok disini, untuk beli beras dan elpiji saja susah di toko - toko," tutur Nurazima, warga pulau Masalembu saat dihubungi TribunMadura.com pada Selasa (28/2/2023).
Ia bercerita, untuk beras hanya tersisa satu atau dua toko yang masih menjual dengan sistem ecer dan harganya pun melonjak dari Rp 12 ribu menjadi Rp 16 ribu perkilogram.
Baca juga: Pemkab Sumenep Optimis Tahun 2023 Status Desa Mandiri Bertambah, Kadis DPMD: Mandiri dan Sejahtera
Bahkan katanya, warga yang kehabisan beras biasanya mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok.
"Ternyata stok singkong lagi tak banyak juga sekarang," tuturnya.
Terpisah, Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath membenarkan apa yang dialami warga pulau terjauh tersebut.
Saat ini lanjutnya, aktivitas perdagangan dari dan ke Masalembu terhenti sejak 20 hari yang lalu.
Sebenarnya kata Darul Hasyim Fath, warga sudah paham bahwa badai akan datang menerjang pulau itu selama empat bulan antara Desember hingga Maret setiap tahun.
"Terjangan badai biasanya akan berlangsung selama satu pekan dan mereda selama sepekan berikutnya. Namun kali ini, siklus badai tak terprediksi. Alih-alih hanya sepekan, badai justru datang tanpa henti selama tiga pekan beruntun tanpa jeda," kata Ketua Komisi I DPRD Sumenep ini.
Kondisi inilah katanya, yang membuat stok pangan menipis dan perlu dapat perhatian dari pemerintah.
Dari itu, pihaknya berharap Pemkab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur secepatnya mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah.
Menurut dia, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai.
"Polres Sumenep sebenarnya telah berencana mengirim sembako, tapi tak terlaksana karena badai," katanya.