Penambahan Insentif dan Beasiswa Kedokteran Jadi Solusi Atasi Kurangnya Dokter di Indonesia

Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Faizuddin Yusuf Yudha, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Program Kemitraan Pemkab Pamekasan - FK Unair.

Paceklik dokter adalah salah satu tantangan sektor kesehatan yang tak kunjung terselesaikan secara tuntas di Indonesia.

Polemik ini hampir selalu ada sepanjang zaman.

Maka, untuk mengurai permasalahan ini, langkah terbaik yang jadi fokus pemerintah adalah mempercepat penambahan jumlah dokter.

Ketua Satgas Covid-19 RSUD SMART Pamekasan, dr Syaiful Hidayat memberikan solusi untuk mempercepat menambah jumlah kurangnya dokter di Indonesia ini.

Menurut Dokter berkacamata ini, pemberian beasiswa kedokteran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura menjadi pemecah masalah kurangnya dokter di Indonesia.

Saran dia, program pemberian beasiswa kedokteran tersebut bisa ditiru daerah lain.

"Mungkin di daerah lain belum ada program yang seperti Pamekasan ini, yang mengalokasikan program beasiswa kedokteran kemitraan," kata dr Syaiful Hidayat saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/4/2023).

Penuturan Dokter spesialis penyakit paru ini, setiap tahun Pemkab Pamekasan mengirim siswa berpretasi untuk belajar di Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kedokteran.

Kata dia, pogram pemberian beasiswa kedokteran dari Bupati Baddrut Tamam ini sudah dua tahun berjalan.

"Program ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi kekurangan dokter di daerah, termasuk di Pamekasan," sarannya.

Pengamatan dokter yang akrab disapa Yayak ini, di daerah pelosok Kabupaten Pamekasan, juga mengalami kekurangan dokter, terutama dokter spesialis.

Saran dia, untuk mengurai kekurangan dokter spesialis ini, Pemkab Pamekasan harus mengalokasikan anggaran untuk menyekolahkan mahasiswa khusus dokter spesialis melalui program pemberian beasiswa.

Sebab selama ini, Pemkab Pamekasan baru mencetuskan program pemberian beasiswa khusus dokter umum.

"Dokter spesialis ini dibiayai, dan nanti setelah lulus saat penempatan kerja insentifnya juga harus diperhatikan betul," pesan Yayak.

Pendapat dokter yang menyabet penghargaan tokoh populer se Madura itu, selama ini banyak dokter spesialis yang setelah lulus tidak mau kembali dan bekerja ke daerah terpencil atau pelosok.

Halaman
1234

Berita Terkini