Sarjana Muda Pilih Jadi Driver Ojek Online dengan Biaya Kuliah Mahal, Pernah Kerja Kantoran

Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

sarjana memilih banting stir jadi driver ojek online (yan.vn)

TRIBUNMADURA.COM - Kuliah mahal-mahal saat lulus jadi tukang ojek online.

Pria asal Vietnam ini tak menyesal meski sudah bergelar sarjana dan kuliah di universitas dengan biaya mahal memilih jadi tukang ojol.

Pria sebut saja A lulus dari universitas dengan gelar yang sangat bagus.

Namun setelah dua tahun bekerja, ia memilih membuang 'ijazahnya'.

A mantap banting stir menjadi driver ojek online atau ojol.

Baca juga: Nasib Pemeran Ikal Laskar Pelangi, Dulu Banjir Pujian Sekarang Lakukan Penipuan dan Jadi Kriminal

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Tak main-main, ia bahkan langsung mendaftar sebagai driver ojol di dua perusahaan.

A mencari penumpang dari pagi hingga malam.

Dilansir TribunStyle.com dari yan.vn pada Rabu, 3 Mei 2023, awalnya seorang pria menceritakan kehidupan teman kuliahnya

Jika sedang rajin, ia bisa memperoleh 500.000 - 700.000 Dong atau sekitar Rp 300 ribu - Rp 400 ribu.

Sementara dalam satu bulan, penghasilan A bisa mencapai Rp 7,5 juta - Rp 9 juta.

Meski tidak terlalu besar, namun jumlah tersebut cukup untuk tinggal di Hanoi dan tidak bergantung pada siapapun.

A tak memungkiri keputusannya banting stir jadi driver ojol menimbulkan pertanyaan dari keluarga.

"Perbandingan biaya kuliah selama 4 tahun dan setelah lulus sarjana jadi ojol, kamu tidak menyesal?”

"Kalau tahu bakal begitu, buat apa masuk universitas, kenapa tidak jadi ojek dari awal?"

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu, A hanya tertawa dan tidak berkata apa-apa.

Soal menyesal, tentu saja.

Namun setelah 2 tahun bekerja, dia terlalu bosan dengan lingkungan kantor yang serba mengekang.

Dulu, A harus bangun pagi dengan tepat waktu.

Belum lagi saat akhir pekan atau setiap hari libur ia dibanjiri deadline pekerjaan.

Selama libur panjang 3-5 hari, perusahaan menyusun kegiatan team building.

Terkadang ketika sedang berada di kampung halaman, jika ada pekerjaan mendesak dan ingin keluar, A harus menulis email untuk menyampaikan semuanya kepada pimpinan, kepala departemen, dan kemudian ke administrasi personalia.

Baca juga: Viral Kecelakaan Mobil Pajero hingga Terbalik di Depan TMP, Polres Pamekasan Keluarkan Maklumat

Baca juga: Pondok Gontor Tanggung Semua Biaya Indisen Kecelakaan Maut Bus Bawa Santri Pengabdian

Duduk dan menunggu bos membalas email adalah hal yang sangat menghabiskan waktu.

Setiap hari ketika pulang kerja, A merasa berat dan tidak ingin melakukan apa-apa lagi.

A mengaku banyak rekan driver ojolnya yang juga bergelar bagus.

Ia mencontohkan rekannya yang fasih 2 bahasa asing tapi masih berprofesi sebagai driver ojol.

Ada pula seorang rekan dari provinsi Ninh Binh, lulusan pedagogi, berbicara bahasa Inggris dengan sangat lancar.

Sebelumnya ia menjadi guru, namun setelah 3 tahun mengajar masih saja menjadi pegawai kontrak, dan belum ada ujian untuk merekrut PNS.

Setiap hari ia mengajar 4-5 pelajaran bahkan sampai tengah malam tetapi gajinya hanya Rp 4 juta - Rp 5 juta per bulan.

Ia tidak mencoba mengajar di bimbel untuk mendapatkan uang tambahan.

Pasalnya mata pelajaran yang dia ajarkan adalah Sejarah, alhasil siswa tidak perlu mengambil kelas tambahan.

Dia juga berencana mengambil gelar master dan kemudian kembali ke kampung halamannya.

Namun, tidak mudah hidup di pedesaan dengan kondisi demikian.

Alhasil untuk sementara ia bekerja sebagai driver ojol.

Pada kasus lainnya, ada Pham Quoc Thai yang juga membuat heboh media sosial.

Ia telah mendapatkan gelar master di Amerika Serikat.

Namun ia juga melepaskan lisensi tersebut dan menjadi driver ojol.

Thai adalah salah satu dari 6 orang yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di University of Arizona, Amerika Serikat dalam waktu 1 tahun.

Namun, setelah kembali ke rumah, dia diberi pekerjaan yang jauh dari keahliannya.

Ditambah lagi gajinya hanya Rp 1,7 juta per bulan.

Dengan gaji sebesar itu, Thai tidak mampu untuk tinggal di Saigon, jadi dengan menyesal dia meninggalkan gelar masternya yang bergengsi untuk bekerja sebagai driver ojol.

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Berita Terkini