Panji Laras mengambil telur itu dan memberikannya kepada ibunya sembari menceritakan peristiwa aneh tersebut.
Centil Kuning mengeramkan telur itu ke lilitan ular lantaran dia tidak memiliki atau memelihara ayam untuk dieramkan.
Beberapa hari kemudian, menetaslah telur itu menjadi seekor ayam jantan yang diberi nama Cindi Laras.
Baca juga: Profil Tokoh Madura Syaikhona Kholil Bangkalan, Ulama Tersohor Bergelar Pahlawan Nasional, Mahaguru
Ayam jantan itu selalu menang saat diadu dengan ayam-ayam jago lainnya. Saat itu ayam tersebut kesohor hingga terdengar oleh sang raja.
Dipanggillah Panji Laras untuk menghadap istana sembari membawa sang Cindi Laras untuk diadu dengan ayam jago milik raja.
Pertarungan itu dimenangkan oleh ayam milik Panji Laras. Raja pun kecewa sehingga memanggil Panji Laras untuk menanyakan asal-usulnya.
Dari penjelasan itulah, Raja Jayengrono menyadari bahwa yang ada di depannya itu merupakan putranya sendiri.
Setelah Panji Laras bertemu dengan ayahandanya, dia berpamitan kepada ayahanda dan ibundanya untuk belajar agama Islam.
Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, dia diperintahkan oleh gurunya untuk mengembara ke Pulau Garam, Madura.
Di Madura inilah dia menyebarkan agama Islam. Tak lupa dia juga membawa ayam jagonya, Cindi Laras untuk dijadikan media dakwah.
Baca Berita Madura lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com