Bangga Madura

Kambing Pote Madura Khas dari Bangkalan, Simak Karakteristiknya Berbeda, Bisa Meproduksi Susu

Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw), Profesor Dr Suryadi beserta Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir Indyah Aryani, MM, dan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid mendatangi lokasi budidaya Kambing Pote di Dusun Buluh Duko, Desa Buluh, Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan,

Ia menjelaskan, di Jawa Timur telah memiliki Plasma Nutfah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dan sudah didaftarkan ke FAO. Beberapa di antaranya adalah Sapi Madura, Kambing Semburo di Kabupaten Lumajang, Ayam Gaok dan Domba Sapudi di Kabupaten Sumenep, dan Itik dari Mojosari.  

Karena itu, kehadiran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bersama Prof Suryadi dan tim dari Unibraw di lokasi budidaya Kambing Pote Bangkalan sebagai upaya melakukan pencarian dan pemetaan Plasma Nutfah yang bisa dipatenkan sebagai rumpun varian baru.

“Kami mencari sumber Plasma Nutfah di Jawa Timur yang memang menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai upaya melestarikan Plasma Nutfah yang ada di masing masing daerah. Terbaru, pemerintah telah menetapkan Sapi Gale’an,” singkatnya.

Sekedar diketahui, Plasma Nutfah merupakan masa organisme (flora dan fauna) yang membawa sifat-sifat genetik asli, mengatur perilaku kehidupan secara turun temurun sehingga populasinya mempunyai sifat yang membedakan dari populasi lainnya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid menambahkan, kehadiran rombongan dari Unibraw dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur memberikan perhatian khusus terkait dengan Sumber Daya Genetik.

“Ketika hasil penelitian ini bisa dipatenkan, Kambing Pote akan menjadi varian ke-13 kambing di Indonesia. Sementara ini masih ada 12 varian kambing. Kami juga punya Itik di Desa Dabung, Kecamatan Geger yang sudah proses penelitian hak patennya. Semoga ini menjadi varian ungags baru,” singkat Hafid.

Sementara itu, pembudidaya Kambing Pote sekaligus salah satu Ketua KMMA, Taufik Rahman menyatakan, budidaya Kambing Pote Arosbaya telah dilakukan sejak awal tahun 2019. Itu dilakukan karena keberadaan Kambing Pote sangat penting dan menjanjikan secara ekonomi.

“Kami juga kembangkan sistem penggemukan sejak pertengahan 2021, hasil sangat bagusa dn tidak kalah dengan sistem penggemukan kambing bur yang biasa dipilih para peternak,” ungkap pria berusia 34 tahun itu.

Pengembangan berlanjut dengan menyilangkan Kambing Pote dengan dua Kambing Sanen jantan asal Swiss. Keturunan dari kawin silang itu lantas diberi nama Saveros, mampu memproduksi susu sejumlah 1 liter hingga 1,5 liter per hari. Produksi susu Saveros lebih banyak dari pada Kambing Pote murni yang hanya maksimal menghasilkan 1 liter susu per hari.

“Alhamdulillah, banyak masyarakat suka Susu Saveros hingga kami kehabisan stok. Mereka bilang untuk menjaga stamina tubuh dan bagus untuk penderita asma. Susu Saveros kami dijual seharga Rp30 ribu dalam botol kemasan per 600 ml,” pungkas Taufik.

Laporan TribunMadura Ahmad Faisol

Berita Terkini