Toron kemudian dipandang sebagai sebuah tuntutan sosial bagi para perantau asal Madura agar tidak lupa kampung halaman.
Baca juga: Menguak Peninggalan Sejarah Candi Burung di Proppo, Dikenal Kota Pemerintahan Tertua di Pamekasan
Ketika Idul Adha, orang Madura memaknainya sebagai waktu untuk bersedekah yang secara kultural mendorong masyarakat Madura merasa harus pulang.
“Momentum Idul Adha juga dimaknai orang Madura agar tidak lupa pada asal usulnya. Merefleksikan kekerabatan dan kohesi sosial masyarakat Madura,” jelasnya.
Saat silaturahmi atau nyambung bheleh biasanya mereka membawa terateran atau oleh-oleh yang ditujukan untuk tetangga, keluarga, dan ulama.
Tradisi toron ini tak bisa dilepaskan dari onggha yangi bermakna migrasi atau merantau.
Orang Madura yang merantau biasanya bertujuan untuk menaikkan taraf perekonomian keluarga dengan mencari pekerjaan di luar Madura.
Tekad kuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi itu sekaligus menjadi motivasi saat bekerja di rantau.
Sehingga ketika kondisi perekonomiannya sudah membaik orang Madura punya semacam memiliki kewajiban untuk tidak melupakan tanah leluhurnya.
Sumber:
TribunnewsWiki.com
infopublik.id
regional.kompas.com