"Dia sudah lama mengemis. Bahkan sudah dua kali kami tangkap. Kali pertama sekira dua bulan lalu. Jumat lalu bahkan sudah saya tegur langsung untuk tidak mengulangi, tapi ternyata dia masih mengulangi minta-minta di lampu merah Puri," ujar dia.
Djuharianto mengatakan, pihaknya melakukan pembinaan terhadap AM. Termasuk pembinaan fisik berupa push-up dan lari keliling lapangan tenis.
"Sebetulnya sesuai Perda, hasil dia meminta-minta bisa kami sita untuk kami setorkan ke kas daerah, tapi itu belum kita laksanakan, baru pembinaan," ungkap dia.
Menurut Djuharianto, saat ditangkap tadi, AM telah mengantongi Rp 50 ribu hasil mengemis selama satu jam.
Kasus serupa: Aksi pengemis yang ngaku cuma iseng minta-minta
Satpol PP bersama TNI, Polri dan Dinas Sosial terus menggalakkan razia Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Tulungagung.
Hasilnya jumlah PPKS yang biasa ditemukan di sejumlah simpang empat di wilayah kota terus menurun.
Minggu sebelumnya ada 18 PPKS yang ditangkap, 9 di antaranya berasal dari luar Tulungagung.
Sementara dalam minggu ini ada 7 PPKS yang ditangkap, 3 di antaranya berasal dari luar Tulungagung.
Baca juga: Operasi Gabungan Tangkap Pengemis di Tulungagung, Ternyata Pernah Dapat Bantuan Motor & Modal Usaha
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
"Kecenderungannya terus menurun, meski mereka masih ditemukan di wilayah kota. Dan selalu ada yang dari luar kota," terang Sekretaris Satpol PP Tulungagung, Yulius Rama Isworo.
Dalam razia terakhir yang digelar Jumat (12/5/2023), ada 2 PPKS yang ditangkap, satu di antaranya dari Blitar.
PPKS asal Blitar ini diketahui datang ke Tulungagung dengan membawa sepeda motor.
Ia sengaja memilih menjadi pengemis di Tulungagung karena warga Tulungagung dikenal suka memberi.
Namun yang membuat petugas jengkel, ternyata PPKS itu mengaku mengemis di Tulungagung sekedar untuk hiburan.