Kilas Balik

Cerita Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Maling Timun Kaku Tak Bisa Duduk, Sembuh karena Percikan

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi berita Cerita Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Maling Timun Kaku Tak Bisa Duduk, Normal karena Percikan

Ternyata pria-pria itu adalah pencuri timun yang selama ini meresahkan di kala setiap masa panen. Upaya para petani membuat tubuh para pencuri timun itu duduk tidak pernah membuahkan hasil.

Kejadian di luar akal manusia itu merebak di khalayak masyarakat.

Para petani kemudian memutuskan kembali ke Mbah Kholil untuk menceritakan peristiwa yang terjadi di ladang-ladang timun mereka.

Setelah berbincang sejenak, Mbah Kholil kemudian membekali para petani dengan segelas air penangkal yang nantinya dipercikkan ke tubuh para pencuri timun. Hanya sekali percik, tubuh para pencuri timun jatuh, lunglai dengan posisi duduk.

Sejak saat itu, tidak pernah lagi terjadi pencurian timun di ladang-ladang para petani. Sebagi ungkapan terima kasih, para petani timun berbondong-bondong bersedekah timun ke pesantren dengan diangkut dokar.

Dari peristiwa tersebut bisa dipetik pelajaran bahwa kalimat Qoma Zaidun hanyalah sebaris huruf. Tidak ada daya dan kekuatan, siapapun bisa mengucapkannya. Namun si pengucap kalimat itulah yang lebih penting.

Ada juga kisah menarik lainnya dari Syaikhonna Kholil.

Meski sudah wafat puluhan tahun silam, kita masih bisa mengambil hikmah dan pelajaran inspiratif dari sosok Syaikhona Kholil Bangkalan (Mbah Kholil).

Salah satunya adalah dengan karomah-karomah yang Allah SWT berikan saat beliau masih hidup.

Berikut ini salah satu kisah karomah Syaikhona Kholil yang berhasil menemukan sumber mata air hanya dengan menancapkan sebuah tongkat.

Mbah Kholil Bangkalan adalah sosok ulama panutan yang sangat dihormati.

Sebutan mahaguru ulama Nusantara memang cocok disematkan ke Mbah Kholil lantaran ia telah melahirkan banyak ulama yang tersebar di penjuru Nusantara.

Di antara murid Mbah Kholil adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Mbah Hasyim merupakan seorang pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama yang sangat dihormati oleh kalangan Nahdliyin.

Seperti diketahui, Mbah Klholil mendirikan dua pesantren; Jangkebuan dan Kademangan di Kota Bangkalan sebagai simbol perlawanan etik di masa penjajahan.

Halaman
1234

Berita Terkini