Bukan hanya tugu yang mungkin menjadi sasaran perusakan, namun bisa juga rumah dan penghuninya juga akan terancam.
“Saya ingatkan risiko bahayanya bagi seluruh anggota keluarga. Akhirnya batal mendirikan tugu baru,” tuturnya.
Setelah tugu perguruan pencak silat dibongkar seluruhnya, petugas menerima apresiasi dari masyarakat sekitar tugu.
Mereka mengucapkan terima kasih karena selama ini mengaku sering terancam dan ikut menjadi sasaran kekerasan.
Jika ada kerusuhan antar massa perguruan pencak silat, rumah mereka kerap menjadi sasaran pelemparan karena ada di sekitar tugu.
“Karena itu sampai sekarang kami menunggu, mungkin pemilik tugu di lahan pribadi itu minta supaya dibongkar. Kalau sudah diizinkan, kami akan bongkar,” tandas Huwahila.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com