Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Kegiatan rekreasi atau perpisahan yang kini dikemas dalam study tour ke luar kota selalu tersaji pada momen liburan panjang kelulusan sekolah.
Tidak jarang pula, tragedi-tragedi menyesakkan dada mewarnai perjalanan para siswa saat mengikuti kegiatan study tour.
Masyarakat baru-baru ini dikagetkan dengan kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok. Sebanyak 11 siswa meninggal dunia dan 40 siswa lainnya disebutkan menderita luka pada 11 Mei 2024 lalu.
Situasi ini tentu saja membuat Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie menghela nafas panjang. Pasalnya, kegiatan study tour juga menjadi salah satu agenda sejumlah sekolah di Bangkalan dalam melewati momen liburan panjang kelulusan siswa.
“Liburan panjang, kalau akan ada study tour, harus yang menunjang proses pendidikan, tidak untuk berhura-hura dan tidak untuk melepaskan kepenatan. Tetapi study tour berfungsi meningkatkan proses pembelajaran, menambah referensi kehidupan bagi siswa” tegas Arief, Jumat (17/5/2024).
Ia menekankan kepada pihak sekolah-sekolah yang menggelar study tour, untuk kebutuhan transportasi serahkan kepada yang membidangi, bukan dilakukan oleh pihak sekolah maupun personal seorang guru.
PIhak sekolah, lanjutnya, bisa memanfaatkan jasa layanan tour and travel karena pihak yang mengetahui secara persis kondisi route dan keandalan armadanya. Sebagai upaya mengantisipasi kejadian-kejadian terburuk selama perjalanan rombongan siswa.
“Pilih transportasi yang sudah laik uji, pilih lokasi yang tidak ekstrim. Kita bukan phobia atau tidak takut, tetapi menjaga aset bangsa. Anak-anak (siswa) kita ini adalah aset bangsa, mereka adalah generasi bagsa yang meneruskan kita. Kita harus jaga, amankan, kawal, dan bimbing mereka untuk menjadi generasi penerus menuju Indonesia Emas,” tegas Arief.
Berkaitan dengan pembiayaan, lanjutnya, pihak sekolah bisa menggunakan sistem menabung harian masing masing siswa. Sehingga tidak membebani orang tua siswa, karena tidak semua orang tua saat ini punya biaya untuk study tour.
“Kalau dirasa ada yang tidak mampu, bisa dibicarakan dengan travel, inti nya jangan membebani orangtua siswa. Tidak ada kewajiban bagi siswa untuk bergabung dalam study tour. Saya harap kepala dinas pendidikan menyampaikan melalui edaran-edaran kepada sekolah-sekolah,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Moh Yakub menerangkan, pihaknya sudah menerima imbauan secara tertulis kepada sekolah-sekolah dari Pj Bupati Arief M Edie terkait pelaksanaan study tour.
“Bukan melarang tetapi untuk study tour di luar kelas itu mungkin bisa dilakukan di sekitar Kabupaten Bangkalan. Jika memang dilakukan di luar Bangkalan, perhatikan kendaraannya. Apalah layak uji, kondisi jalur tidak ekstrim, dan awak kendaraan atau sopir dipastikan dalam keadaan kondisi sehat jasmani. Intinya bukan melarang, tetapi study tour di luar kelas ini benar-benar menjadi upaya meningkat kemampuan siswa,” singkat Yakub kepada Tribun Madura.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com