Berita Ponorogo

Puluhan Kambing di Pomahan Pulung Ponorogo Mati Mendadak, Diduga karena Cuaca Ekstrem

Penulis: Pramita Kusumaningrum
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu peternak kambing, Pandi saat menunjukkan kandang kambing miliknya yang kosong. Kambing miliknya tetiba mati, penyebabnya masih misterius

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo mengaku sudah mendapatkan laporan perihal puluhan kambing mati mendadak di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

“Untuk kematian kambing tidak ada kaitan dengan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Karena memang cuaca ekstrem,” ungkap Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan, Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah, Minggu (5/1/2025).

Barokah—sapaan akrab—Siti Barokah mengakui bahwa banyak kematian terutama hewan ternak kambing pada awal Desember 2024.

“Itu (kematian kambing) sebenarnya bukan PMK tapi karena cuaca ekstrem yang terjadi saat ini,” kata Barokah ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com.

Menurutnya, bahwa kambing-kambing di RT 02 RW 02 Desa Pomahan Kecamatan Pulung mati pengaruh dari pakan. Lantaran pakan kambing diambil dari alam bebas.

“Saat itu hujan tinggi kadar air di rumput atau dipakan itu tinggi akhirnya dimakan akhirnya terjadi blud di rumen itu akhirnya mati karena tidak kuat,” terangnya.

Idealnya, jelas dia, pakan ternak harus dilayukan. Saat awal Desember sampai saat ini, dia mengaku jarang ada sinar matahari. 

Jadi akhirnya tetep dimakan karena tidak ada sinar matahari untuk pelayuan pakan. 

“Akhirnya terjadi timpahan itu, timpahan itu rumen membesar isinya gas kemudian mendesak diafragma, mendesak paru-paru atau pun jantung terjadi kematian bukan semacam keracunan,” tegasnya.

Ketua RT 02 RW 02 Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, Parno mengatakan sebanyak 80 ekor kambing. Peternak rugi ratusan juta.

“Jika dikalikan, angka mencapai Rp 200 juta lebih. Harga 1 kambingnya Rp 3 juta dikalikan 80 kambing, total Rp 240 juta,” tambahnya.

Dia menyebutkan bahwa kejadian kambing mati tidak bersama-sama, tetapi estafet kurang lebih 1 bulan. Hingga saat ini kambing mati mendadak terus terjadi. 

Parno mengklaim kematian kambing secara mendadak masih ada. “Sampai sekarang masih ada kasus lagi . Penyebab tidak tahu,” urainya.

Menurutnya, dokter hewan dari Dinas Dipertahankan Ponorogo sudah ke lokasi untuk mengecek.

“Dinas (Dipertahankan) kesini sudah ada tindakan pemberian vitamin dan semprot kadandang tidak ada pengaruh. Kambingnya tetap mati,” pungkasnya. 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini