Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pemkab melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan meminta masyarakat agar tidak panik atas merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dalam beberapa bulan terakhir, peternak di Kabupaten Pamekasan diresahkan dengan banyaknya sapi yang sakit akibat PMK.
Total ada 404 sapi di Pamekasan yang sakit dengan gejala klinis seperti PMK.
Bahkan, 16 ekor di antaranya dipotong paksa dan 317 lainnya dinyatakan sembuh.
"Memang banyak laporan penemuan sapi yang terkena gejala PMK. Tapi, bukan seperti dulu," kata Plt Kepala DKPP Pamekasan, Indah Kurnia Sulistiorini, Selasa (7/1/2025).
Indah menjelaskan, penyebaran kasus PMK saat ini memang tinggi.
Namun, tingkat kematian ternak tergolong rendah dan relatif cepat disembuhkan.
Oleh karenanya, Indah berharap agar peternak memberikan perhatian penuh jika mendapatkan sapi yang sakit.
Sebab, sapi yang sakit harus segera ditangani dengan cepat.
"Yang memegang peran penting adalah peternak. Banyak ternak yang mati disebabkan karena kurangnya perhatian peternak."
"Jadi sapi dibiarkan oleh peternak yang akhirnya kondisinya tambah drop," jelasnya.
Untuk mencegah penambahan kasus terkena PMK, DKPP melakukan upaya pengobatan pada sapi yang sakit melalui tim medik dan paramedik veteriner.
Petugas akan memeriksa dan mengobati sapi sesuai kondisi yang diperlukan.
"Kami berupaya untuk melakulan penyuluhan secara langsung dan melalui media sosial untuk sama-sama melakukan penanganan penanggulangan PMK ini," paparnya.
"Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan perangkat desa dan para camat untuk ikut berperan aktif mengedukasi dan mengendalikan PMK," pungkasnya.
Ikuti berita seputar Pamekasan