Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Beberapa hari ini para peternak sapi di Kabupaten Sampang, Madura dibuat gelisah oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Mengapa tidak, akibat wabah tersebut harga sapi di Kabupaten Sampang merangkak turun dan permintaan dari pasar hewan berkurang tajam.
Salah satu peternak sapi di Dusun Gendis Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, Sampang, Jusek mengatakan bahwa akibat PMK selama sepekan ini harga sapi mulai turun.
Sebelumnya, harga sapi yang biasanya mencapai Rp19 juta per ekor kini hanya dihargai sekitar Rp12 juta.
"Turunnya harga mencapai Rp 6 juta per ekor. Kondisi ini membuat kami bingung karena harga jual jauh dari harapan," ujarnya, Rabu (8/1/2025).
Tidak hanya soal harga, permintaan sapi dari peternak lokal juga ikut menurun. Para pengepul dan pedagang sapi berhati-hati dalam membeli hewan ternak karena takut penularan PMK yang semakin meluas.
"Juragan-juragan yang biasa jadi langganan sekarang tidak berani membeli sapi. Pasar hewan pun sepi pembeli," terangnya.
"Bahkan ketika peternak ingin menjual sapi dengan kondisi terjangkit PMK, hanya dijargai sekitar Rp 2-3 juta," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono menyampaikan, jika wabah PMK pada November 2022 dinyatakan telah tidak ada, namun di akhir 2024 merabak lagi.
"Asalnya dari mana kita belum tau persis, sementara masuknya sapi itu ada yang dari Pamekasan, Sumenep, Bangkalan," katanya.
Atas kondisi ini, dirinya mengaku telah melakukan upaya seperti, edukasi, kemudian juga melakukan pengobatan dan Sosialisasi.
"Jika ada kasus atau gejala-gejala yang muncul, warga segera melaporkan ke kita di lengkapi dengan by name by drees, Sehingga teman teman langsung mendatangai lokasi tersebut," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com